Pagelaran sepakbola terakbar
setelah Piala Dunia kali ini diselingi berita mengejutkan dengan sedikitnya
fans Timnas Inggris yang datang untuk mendukung negaranya. Siapapun tau
bagaimana loyalitas para Holigans
mendukung Timnas kesayangannya, dimanapun dan kapanpun Inggris bermain maka
fans akan datang, jika kita melihat di sekitar pagelaran ada mobil karavan maka
itu pasti fans asal Inggris. Mungkin saja ini dampak dari kenaikan harga yang
“Menggila” di Polandia dan Ukraina semenjak 2 negara ini ditunjuk sebagai tuah
rumah pagelaran Euro 2012, tapi jika kita berkaca pada antusias fas negara ini
di kompetisi Liga-nya nampaknya (Harga tiket pertandingan di Liga Inggris
sangat tinggi dibanding Liga-liga Eropa lainnya) nampaknya bukan itu.
Semenjak pergantian manager
Timnas Inggris dari Fabio Capello ke Roy Hodgson hanya sebulan lebih menjelang
Euro 2012, tidak sedikit kalangan pengamat sepakbola yang beranggapan FA asal
tunjuk dengan keputusan mereka ini. Kapabilitas Hodgson sebagai manager tidak
perlu diragukan dari segi pengalaman, namun Ia lebih sering menangani klub-klub
papan tengah (Medioker) kecuali Liverpool, itupun hanya bertahan setengah
kompetisi. Cedera pemain bintang Inggris menjadi masalah selanjutnya yang harus
dihadapi, Gary Cahill dan kemudian Frank Lampard membuat Hudgson harus memutar
otak bagaimana melengkapi 23 skuad Inggris, mau tidak mau akhirnya
pemain-pemain muda yang bermain apik selama kompetisi domestik dan eropa
meskipun minim Caps menjadi pilihan, tapi ini menjadi langkah yang positif demi
perubahan harapan-harapan publik Inggris setelah sebelumnya generasi emas yang
digadang-gadang berjaya semakin berkarat, meskipun diantaranya masih tetap
dipanggil sebagai sisa-sisa generasi tadi (Ashley Cole; Steven Gerrard dan John
Terry).
Dari seluruh barisan pertahanan
Inggris mungkin hanya seorang Ashley Cole yang dapat memberikan jaminan
permainan konsisten, John Terry juga merupakan punggawa Chelsea yang membantu
klubnya menjuarai Liga Champions musim ini meskipun Ia hanya membantu sampai
semi final. Lescott-pun adalah seorang benteng pertahanan Machester City yang
menjadi juara Liga Inggris yang sempat membuat publik Citizen “Mencak-mencak”
dengan kecerobohannya yang membuat City 2 kali disamakan Queen Park Rangers
sebelum akhirnya memastikan juara. Palang pintu Joe Hart menjelma menjadi
satu-satunya penjaga gawang terbaik Inggris setelah era David Seaman jika kita
melihat 2 nama kiper di belakangnya dan di mana mereka bermain. Hart berhasil
mencatatkan 2 kali clean sheet terbanyak bagi klubnya selama 2 musim ditambah
lagi klubnya menjadi klub yang paling sedikit kemasukan gol selama 2 musim
pula.
Komposisi paling mendukung dengan
pola serangan Hudgson yang menyukai serangan-serangan dari sayap terlihat pada
diri Theo Walcot dan Ashley Young, pelari cepat dengan umpan-umpan crossing
yang mematikan, karena ini pula Jack Wilshere semakin dirindukan sebagai pemain
yang memiliki teknik tinggi di tengah lapangan. Selain 2 orang sayap di atas
masih adalagi pada diri Alex Chamberlain; Adam Johnson dan Aaron Lennon,
kesimpulannya semua sayap-sayap terbaik yang dimiliki Inggris ada di sini.
Sambil menunggu kembalinya Rooney dari hukuman larangan bertanding di 2
pertandingan, waktunya junior unjuk gigi.
Untuk posisi penggedor jala lawan kemungkinan nama
pertama yang dipasang adalah Andy Carroll, inipun jika di belakang Carroll
diisi oleh seorang pemilik tendangan first time yang bagus. Danny Welbeck yang
semakin bersinar di Manchester United ditunggu-tunggu aksinya, dengan kecepatan
larinya yang tinggi maka gaya Kick n rush yang terkenal itu mungkin saja akan
bermanfaat di zaman sepakbola modern ini. Hudgson harusnya akan menjadi lebih
fleksibel dengan formasinya, pakem 4-4-2 yang digemarinya harus juga melihat
warisan 4-2-3-1 dari Capello yang sudah cukup mengakar pada tim ini, memang
bukan gaya Inggris namun terbukti menghasilkan perjalanan kualifikasi yang tak
terkalahkan. (IP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
aku perlu banget saran n kritikmu...
eh.. tapi aku juga perlu pujianmu... hehehehe...