Finalis Piala Dunia 2010 (Belanda)
sebagai salah satu kandidat juara harus menerima ledakan dinamit Denmark.
Diunggulkan pada partai perdananya ternyata Belanda harus kehilangan poin lebih
dahulu di grup panas B, sebuah gol dari Michael
Krohn-Dehli cukup untuk membungkam seluruh supporter Belanda dari bayangan 3
poin perdana.
Sebenarnya
Belanda sangat dominan menguasai jalannya pertandingan, dengan pengusaan bola
53% berbanding 47% dan tendangan 26 – 5 seharusnya Belanda akan mampu
memenangkan pertandingan kali ini. Belanda yang datang dengan formasi 4-3-2-1
untuk menghadapi pola 4-3-3 Denmark terus menyerang pertahanan si-Dinamit dari
menit awal pertandingan. Banyaknya serangan yang dilancarkan Belanda membuat
Denmark harus lebih banyak berjibaku di garis pertahanan, namun justru inilah yang
menguntungkan mereka hingga menghasilkan gol kemenangan di menit ke-24.
Trisula di belakang Robin van
Persie (Arsenal) seharusnya dapat lebih berbicara banyak, Ibrahim Afellay
(Barcelona); Wesley Sneijder (Intermilan) bermain sangat baik malam ini,
umpan-umpan berbahaya disertai tembakan-tembakan yang bervariasi membuat Anders
Lindegaard (Manchester United) harus bekerja ektra keras mengawal gawangnya. Di
sini justru Arjen Robben (Bayern Munchen) yang dinilai bermain buruk, gaya
dribbling yang dilanjutkan dengan tendangan kaki kiri-nya mudah dibaca oleh
barisan pertahanan Denmark, bukannya mengubah pola serangan namun gaya ini
terus diulang-ulang, bahkan ketika Van Persie sering berdiri di posisi kosong,
Robben alih-alih akan mendapat nilai assist, justru ingin mendapat nilai gol
yang nyatanya tak kunjung datang.
Bert van Marwijk nampaknya begitu
bernafsu untuk mendapatkan 3 angka pada malam ini, pergantian pemain dilakukan
Belanda untuk menambah daya serang, Rafael van der Vaart (Tottenham Hotspur);
Klaas-Jan Huntelaar (Schalke 04); dan Dirk Kuyt (Fenerbahce)
masuk untuk membantu membalikkan keadaan. Lindegaard pada malam ini bermain
luar biasa, berkali-kali ia menggagalkan tembakan barisan penyerang
Belanda. Huntelaar dan Van Persie
dibuatnya frustasi, bahkan nama terakhir sempat melayangkan tendangan keras ke
tangannya.
Denmark sendiri nampaknya ingin
bermain aman setelah mendapatkan gol, lebih jelas lagi terlihat di babak ke-2
dimana ketika pemain-pemain Denmark mendapatkan peluang serangan balik, mereka
justru menahan bola sehingga Nicklas Bendtner (Arsenal) semakin tenggelam
sebagai penyerang tunggal. Kesempatan untuk dapat bermain individu (Men-dribble
bola ke depan) sering dilepaskan pasukan Dinamit, mereka lebih mengusahakan
permainan kerjasama yang kadang tidak ter-connect sama sekali. Pada akhirnya
untuk sementara Denmark berada di posisi atas Grup B, dan sesaat lagi kita akan
menyaksikan Portugal vs Jerman, negara mana yang anda jagokan?. (IP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
aku perlu banget saran n kritikmu...
eh.. tapi aku juga perlu pujianmu... hehehehe...