Cukup satu, seandainya partai
pemanasan melawan Rusia itu tak pernah ada. Kekalahan telak 3-0 di saat-saat
menjelang Euro langsung meruntuhkan optimisme pendukung Gli Azzurri, belum
cukup hasil pertandingan masih ada lagi masalah di Liga sendiri (Skandal pengaturan
skor), lengkap sudah. Lalu mana bahan optimisme yang dapat membuat kita percaya
lagi?, masih ingat dengan pertemuan Itali vs Spanyol di Bari? Kemangan tuan
rumah 2-1 terlebih ketika Spanyol tidak pernah menderita kekalahan sebelumnya
membuat Italia tidak dapat dipandang sebelah mata, di Euro edisi sebelumnya-pun
Spanyol harus melalui babak pinalti di perempat final sebelum melaju ke babak
berikutnya (Ternyata ada satu lagi
pesimis yang harus diperhitungkan, Itali adalag negara yang paling banyak mengkoleksi
hasil seri di Euro, 12 kali). Optimisme berikut sedikit di luar nalar,
Itali memenangkan Juara Dunia 2006 ketika Liga negaranya mengalami skandal Calciopoli (Pengatuan skor), dan tahun
ini ketika skandal itu kembali muncul mungkin saja Itali akan menjadi juara
Euro 2012.
Barisan tengah Itali dinilai
masih lemah, keluarnya Domenico Cristico karena terlibat skandal diprediksi
akan berpengaruh besar, duet Juventus Giorgio Chiellini dan Andrea Barzagli
yang berhasil membantu klubnya meraih Scudetto musim ini tanpa kekalahan
dipercaya akan mampu menularkan tuahnya. Sosok Andrea Pirlo, jendral lapangan
tengah yang dikagumi Xavi Hernandez (Spanyol) ini adalah nyawa permainan
Azzurri. Itali tidak memiliki pemain sayap murni pada kali ini, namun nama-nama
Daniele De Rossi; Riccardo Montolivo; Thiago Motta; dan Antonio Nocerino dapat
dijadikan jaminan pergerakan tengah Itali membangun serangan. Jika Cesare
Prandelli tetap mempercayakan duet lini depan kepada Mario Balotelli dan
Antonio Cassano, maka jangan terlalu banyak melihat dari sisi kebengalan;
kontroversi; dan riwayat cedera, Skill kedua pemain ini sangat bagus, kemampuan
dribbling dan agresifnya dapat menjadi andalan Itali, dan kedua orang ini tak
jarang menjadi penentu kemenangan klubnya melalui gol-gol krusial mereka.
Cesare Prandelli adalah jawaban
Itali ketika skuad Timnas dinyatakan sepi akan pemain-pemain muda berbakat,
Prandelli juga bukanlah tipe manager yang memiliki ketergantungan kapada
pemain dengan status maupun pricetag
harganya, Mario Balotelli dan Daniele De Rossi pernah merasakan ini, bermasalah
di klub jangan harap anda saya panggil. Gaya pertahanan Prandelli dinilai
sangat cair dengan lebih mendorong barisan pertahanannya ke depan, ini
dikarenakan barisan tengah Itali yang akan lebih maju untuk menyokong serangan
dua orang Strikernya. Opini publik yang menyatakan bahwa kompisisi tim
asuhannya saat ini sedang dalam masa transisi, dijawab dengan statistik
penguasaan bola yang berada di peringkat ke-2 (Di bawah Spanyol), jadi ini
bukan lagi era Catenaccio!, Itali akan lebih menghibur, Itali bukan lagi
pasukan Grendel!.
Marcelo Lippi memilih meminggirkan pemain ini karena
tidak mampu mengendalikannya, Cassano di era Prandelli menjadi pemain reguler
sebelum ia mengalami cedera panjang, dengan modal sebagai pencetak gol
terbanyak (6 gol) untuk negaranya selama babak kualifikasi, Cassano akan
berbahaya bagi barisan pertahanan lawan dengan tusukan-tusukannya ke dalam
kotak terlarang. Dengan catatan, Cassano fit 100%!.(IP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
aku perlu banget saran n kritikmu...
eh.. tapi aku juga perlu pujianmu... hehehehe...