Kamis, 06 Januari 2011

Pesepakbola Idola-Model Rambut-Anak Kecil


Mudah saja untuk menghubungkan pemain sepak bola; rambut; dan anak-anak, kita dapat melihatnya di lingkungan tempat tinggal kita, pusat perbelanjaan/Mall, sekolah dan masih banyak lagi. Masih ingat dengan booming-nya David Beckham?, pemain sepak bola yang terkenal dengan tendangan bebas melengkungnya, sepatu Adidas Predator-nya, no punggung 7 (Manchester United dan Tim Nasional Inggris); 23 (Real Madrid dan LA Galaxy), dan satu lagi yang tidak kita lupa yaitu model rambutnya!. Sudah tidak terhitung berapa kali Beckham berganti model rambut, bahkan berita mengenai model rambut Beckham tidak jarang mengalahkan berita sepak-terjangnya di dunia sepak bola. Model rambut Beckham yang paling diingat dari semua model rambut yang pernah miliki adalah model rambut Mohawk.
Sekilas tentang model rambut Mohawk, model rambut ini sebelumnya lebih populer dikalangan komunitas Punk yang muncul pada tahun 1975, komunitas Punk menyatakan dirinya lewat dandanan pakaian dan rambut yang berbeda. Pengertian model rambut Mohawk itu sendiri yaitu model rambut yang menggabungkan gaya Spike-top dengan cukuran di bagian belakang dan samping untuk menghasilkan efek bentuk bulu-bulu yang tinggi atau sekumpulan kerucut.
Pada masa sepak bola modern saat ini, pemain sepak bola professional (Terutama Eropa) bukan hanya sebatas idola di atas lapangan hijau, namun semua atribut yang digunakan dan kehidupan sosial mereka di luar profesi menjadi sebuah nilai jual yang sangat menjanjikan, untuk itu kehidupan pesepakbola saat ini sangat complicated. Selain tuntutan permainan di lapangan, mereka juga harus memperhatikan citra mereka, karena tidak sedikit yang mengidolakan pemain sepak bola ini adalah mereka yang masih kita katakan “anak kecil”. Anak kecil yang menjadi maksud dalam penulisan saya adalah mereka yang di negara kita masih dalam lingkup pendidikan Sekolah Dasar (SD). Jika kita ingin memperhatikan anak mana yang menggemari pemain sepak bola tertentu, kita tinggal memperhatikannya dari ujung rambut hingga ke ujung kaki (Ungkapan ini dahulu sering kita dengar digunakan para pria yang menilai penampilan wanita), diantaranya: model rambut, pakaian/kaos, dan sepatu.
Untuk tulisan saya kali ini akan membahas sedikit mengenai model rambut, mengapa model rambut?, ini semua berawal ketika penulis berada di sebuah Mall tepatnya di dalam Rest Room/Toilet Pria. Cermin besar di ruangan itu seakan tidak cukup untuk menampung laki-laki mulai anak-anak hingga orang dewasa yang sibuk membasahi rambutnya, kemudian dengan 2-3 cm Gel rambut yang dibawa mereka mulai sibuk menata rambut mereka dengan 10 jari mereka!, lucunya setelah semua kegiatan menata rambut itu selesai, hampir semua dari “Peserta kontes menata rambut” tadi ternyata menggunakan model rambut yang sama!, bisa ditebak ternyata mereka semua menyukai model rambut Mohawk atau bahasa yang lebih kita kenal lagi yaitu model rambut kuncung, dalam hati penulis berkata, “Wah copycat-nya Beckham semua nih!”. Jangan heran ketika kita melihat anak TK (Taman Kanak-kanak) sekarang sudah mengenal yang namanya Gel rambut, sampai pada tahap merengek kepada orang tua mereka lakukan agar dibelikan Gel rambut, gunanya agar mereka dapat membentuk rambut mereka seperti David Beckham atau Cristiano Ronaldo katanya.
Untuk para orang tua, mungkin sebagian diantara anda ada yang mengerti tentang sepak bola dan pemainnya dan ada pula yang sama sekali tidak mengerti, untuk yang tidak mengerti sebaiknya mulailah untuk belajar, mengapa?. Penulis akan mencoba memberikan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan tempat tinggal penulis, ada seorang anak SD (mungkin sekitar kelas 5 atau 6) yang sangat menggemari sepak bola, hampir setiap hari pakaian/kaos yang digunakannya tidak lepas dari kaos tim sepak bola, baik itu dari tim sepak bola luar negeri maupun dalam negeri, anak ini juga aktif di sebuah SSB (Sekolah Sepak Bola), hingga pada suatu waktu saat pelaksanaan Sholat Idul Fitri di lingkungan tempat ia tinggal. Saat semua jama’ah mulai ramai, anak ini datang dengan pakaian busana muslim lengkap dengan sarung dan sajadahnya, namun ia tidak menggunakan Peci/Songkok (Penutup kepala), hal ini membuat semua jama’ah laki-laki yang ada di situ memperhatikannya, terutama model rambutnya yang berwarna pirang di bagian atas, rambut disamping kiri-kanan tipis dan nampak garis-garis tak beraturan yang dibentuk oleh kulit kepalanya yang tidak ada rambutnya, penulis langsung teringat dengan salah satu pemain sepak bola muda Mario Balotelli yang bermain di klub sepak Liga Itali yaitu Internazionale/Intermilan (Sekarang di klub Manchester City-Inggris).
Orang tua si anak tadi nampaknya tidak keberatan dengan keinginan si anak yang ingin memiliki model rambut itu, mungkin dengan alasan “Mumpung musim liburan, nanti kalau sudah mulai masuk sekolah lagi rambut itu sudah mulai tubuh”. Namun sebenarnya jika memang yang ditiru oleh anak tadi memang Mario Balotelli, apakah orang tua tau siapa dia? bagaimana perilakunya?, benar Balotelli adalah pemain sepakbola terkenal, Balotelli juga dianggap sebagai Wonderkid (Pemain muda yang diprediksi akan menjadi bintang sepakbola) dalam dunia sepakbola, namun apakah para orang tua mengetahui lebih jauh mengenai Balotelli yang menjadi idola anaknya ini?, Balotelli dari sisi positifnya memiliki skill/kemampuan sepakbola yang mumpuni, namun untuk sisi negatif balotelli dianggap sebagai remaja pembangkang oleh media sepakbola, pengamat sepakbola, manager sepakbola, dan masih banyak lagi, perilakunya yang terkadang tidak stabil terkadang membuat sinar kemampuannya di dunia sepakbola tidak tersentuh pena jurnalis, malahan berita pertengkarannya dengan pelatih, media, pemain bola lain yang lebih banyak dibahas. Sudah tidak terhitung berita mengenai dirinya yang bertengkar dengan Manajernya, dengan pemain lain, dengan penggemar/tifosi, dan terutama dengan media yang akan mempengaruhi penilaian umum terhadap dirinya.
Balotelli dianggap sebagai seorang anak remaja yang kaget dengan ketenaran yang tiba-tiba datang pada dirinya, sehingga terkadang perkataan dan perilakunya diartikan sebagai kesombongan/keangkuhan seorang anak remaja. Berita yang paling kita ingat mengenai Balotelli mungkin pada saat perseteruannya dengan Cristiano Ronaldo saat Intermilan bertemu Manchester United dalam kompetisi Liga Champion, saat itu Ronaldo jatuh oleh Balotelli, bukan malah membantu berdiri Ronaldo seperti kebanyakan pemain bola yang lain saat mereka jatuh, Balotelli malah menghardik Ronaldo dan mengatakan Ronaldo melakukan Diving (Menjatuhkan diri dengan sengaja yang tujuannya agar pemain lawan dikenai pelanggaran oleh wasit, bahkan terkadang dapat menghasilkan kartu kuning atau merah kepada pemain lawan).
Pernah juga terjadi perseteruan antara Balotelli dengan Francesco Totti (AS Roma-Itali), saat itu Totti melakukan pelanggaran terhadap Balotelli dengan sengaja, namun berita mengenai pelanggaran itu tidak besar dibanding dengan perkataan Balotelli kepada media yang mengatakan Totti berkata Rasis (Perilaku/perkataan buruk yang berhubungan dengan warna kulit) kepadanya yang mengakibatkan Totti menjadi sasaran penyelidikan PSSI-nya liga Itali, perlu diketahui bahwa Balotelli adalah warga keturunan Ghana, namun ia telah lama tinggal di Itali dan mendapatkan kewarganegaraan Itali dan Balotelli telah membela Tim Nasional Itali. Atau mengenai Balotelli yang menggunakan kaos tim lain (AC Milan-Itali), padahal saat itu dia masih terikat kontrak dengan tim Intermilan yang juga ada persaiangan yang mengakar dari kedua tim ini, dan apa yang dilakukan Balotelli menjadi pemancing amarah para penggemar/tifosi tim Intermilan, dan masih banyak lagi.
Pada intinya maksud penulis dari tulisan di atas adalah, hendaknya orang tua juga dapat mengetahui apa saja yang terkait dengan buah hatinya. Sehubungan dengan sepakbola yang berhubungan dengan siapa yang diidolakan oleh si anak, kita jadi dapat mengerti dan menjelaskan kepada si anak mana yang patut dijadikan idola dan mana yang tidak, model rambut terkadang bukan hanya sebagai ajang “Keren-kerenan”, namun juga menjadi penilaian lingkungan sekitar, masih banyak anggapan masyarakat yang buruk mengenai sesuatu hal baru yang tidak lazim mereka temui, seperti model rambut tadi misalnya, tanggaapan “Keren” mungkin berlaku untuk dikalangan teman sebaya mereka, namun cap “Berandalan” juga mengiringi pada diri si anak oleh masyarakat.
Tahukah anda apa arti sebenarnya dari model rambut yang digunakan oleh Balotelli?, dalam sebuah buku penelitian/skripsi yang pernah penulis baca, menurut Anthony Synott (1993), model rambut tidak sekedar berarti simbol seks penanda laki-laki dan perempuan, Ia juga simbol gerakan politik kebudayaan tertentu, model rambut seperti Mohawk/Skinhead yang dipopulerkan oleh kaum/komunitas Punk diartikan sebagai bahasa lain menyebut penjahat atau perusak, menyatakan dirinya lewat dandanan pakaian dan rambut yang berbeda. Kita bisa melihat adanya hubungan yang kompleks antara tubuh, fesyen, gaya dan penampilan, serta identitas kepribadian yang ingin dikukuhkan oleh seseorang. Pembentukan identitas bukan persoalan sederhana, ia tidak pernah bergerak secara otonom atau berjalan atas inisiatif diri sendiri, tapi dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang beroperasi bersama-sama. untuk itu kita harus mengerti dahulu sebelum menggunakannya. (IP)

Photo: Mario Balotelli/Google

FM 2010 dan Dunia Nyata…


Sebelumnya saat tulisan ini saya posting, game FM (Football Manager) 2011 sudah rilis, jadi agak basi juga sih karena saya mulai mengumpulkan bahannya FM 2010 masih booming.

Biasanya buat para pecinta game ini akan memulai sebagai manager dimana klub idolanya berada, mulailah acara transfer pemain dimulai dengan dana yang disediakan oleh klub masing-masing, beruntung klo klub itu adalah klub yang kaya dan terkenal (Mis. Italy: AC Milan; Inter Milan dan Juventus, Spanyol: Real Madrid dan Barcelona, Inggris: Manchester United; Manchester City; Chelsea; Tottenham Hotspurs; Arsenal; dan Liverpool), umumnya para manager game ini akan mulai membeli pemain idolanya yang bermain di klub lain walaupun harga itu mahalnya selangit, misalnya Cristiano Ronaldo dari Real Madrid dibeli oleh Manchester City, padahal sih kalo dalam keadaan sebenarnya hampir mustahil, tapi klo dalam game ini semua bisa terjadi meskipun dengan cara main curang (Buat para gamer pasti tau caranya).

Setelah semua pemain inceran berhasil dibeli (Teken kontrak, gaji, bonus, status di skuad) dan menjual pemain yang tidak diperlukan , mulailah disusun formasi ideal dan taktik pertandingan, tidak lupa menyusun porsi latihan berikut merekrut pelatih yang top, dan menyebar scout untuk mencari “Wonder Kid” dan menjadi mata-mata buat mencari kelemahan tim yang akan dilawan di pertandingan berikutnya. Masih banyak lagi sebenarnya yang akan diatur dalam tim oleh si manager, misalnya: mengatur jadwal friendly, menjawab press converence, kontrak pemain muda (bisa juga diserahin ke asisten), ada juga membuat proposal untuk menambah kapasitas penonton di stadion, minta tambahan dana buat beli pemain, mengatur keseimbangan budget transfer dan gaji, mencari tim-tim amatir buat jadi relasi baik itu soal keuangan, bibit pemain muda, tempat buat nitipin pemain muda, dan lain-lain.

O iya, sebagai tambahan, bisa juga lho kita memulai karir sebagai manager tim nasional (Baik itu Negara dari eropa, afrika, asia, oceania, amerika, Scandinavia, dll.) Jadi buat yang nasionalismenya tinggi bias juga milih jadi manager tim nasional Indonesia, atau klub-klub di ISL (Liga Sepakbola Indonesia), eh… ada Irfan Bachdim lho!...

Dimulailah kompetisi, setelah menetapkan pemain mana saja yang akan dimainkan dan siapa saja cadangannya permainan dimulai, kemudian kita mengatur strategi apa saja yang musti diperhatikan pemain kita untuk menghadapi setiap pemain lawan, lalu dilanjutkan bagaimana kalimat motivasi kita kepada pemain kita, pertandingan dimulai. Pada babak pertama, tim kita ketinggalan 0-1, istirahat babak pertama kita ubah taktik dan berikan motivasi lagi, babak kedua dimulai. Tim kita berhasil menyamakan kedudukan, namun tak lama kemudian kebobolan lagi, kita ganti pemain dan taktik berubah menjadi menyerang semua, namun sampai peluit ditiup tanda pertandingan berakhir, tim dengan semua pemain bintang ini harus menelan kekalahan 1-2, lho? Kenapa? Kan udah dapet pemain bintang di posisinya masing-masing?, wah ada yang salah nih, jangan-jangan yang bikin game ini engga senang dengan tim yang di-manager-i. Sebentar, mari kita intip dulu ke dunia nyata,

1. Belum pernah ada sepengetahuan saya sampai saat ini ada sebuah tim sepakbola langsung berhasil memenangkan semua piala dengan materi pemain yang hampir semua “Starting Eleven-nya” pemain baru, yang ada adalah pemain butuh adaptasi bahasa, pola latihan, taktik baru, rekan baru, kehidupan di tempat baru, dll. Kita lihat bagaimana Barcelona menjadi tim yang superior karena kebanyakan pemainnya adalah hasil didikan klub itu yang sedari kecil mereka diajarkan atau ditanamkan bagaimana cara bermain ala Barcelona, Real Madrid berusaha mencari jalan pintas dengan mendatangkan banyak pemain bintang, hasilnya adalah nihil gelar. Intermilan yang ditinggalkan top scorernya (Ibrahimovic) mampu berbicara banyak di semua kompetisi dengan cara mempertahankan komposisi pemainnya, padahal sebelumnya si Moratti adalah seorang pemilik klub yang gemar belanja pemain bintang (Vieri, Ronaldo, Baggio, Carlos, Silvestre, Pirlo, dan masih banyak lagi.

2. Posisi ideal pemain perlu diperhatikan, contohnya: Michael Essien (Chelsea) yang aslinya adalah seorang Gelandang Serang, di klubnya dia di plot jadi Gelandang Bertahan, ada akibat yang mesti diperhatikan, dia bisa menjadi lebih hebat di klub, namun di tim nas belum tentu. Mungkin ada yang masih ingat ketika Roberto Carlos bermain di Intermilan, di klub ini ia diposisikan sebagai Pemain Tengah Kiri, padahal idealnya dia adalah seorang Bek Kiri, bisa dilihat hasilnya ketika ia bermain di Intermilan karirnya tidak berlangsung lama, namun ketika ia dijual ke Real Madrid dan di sana ia bermain di posisinya sebagai Bek Kiri, Carlos dianggap sebagai Bek Kiri paling tangguh di dunia pada masa itu. Atau mau contoh pemain asing yang main di Indonesia, Ridhuan (AREMA-Singapura) di klub bermain sebagai pemain Tengah Kanan yang lebih banyak membantu serangan dari sayap, namun ketika bermain untuk Tim Nas Singapura ia sepertinya diminta bermain sedikit turun (Wah malu saya, bahasanya jadi terkesan komentator Indonesia), hasilnya permainan Ridwan di Tim Nas Singapura dianggap menurun.

3. Mental pemain terkadang juga dilupakan, meskipun dalam satu tim banyak pemain bintang dan dengan usia masih muda, jangan harap keadaan tim ini baik-baik saja meskipun dengan tujuan membangun tim masa depan, keberadaan pemain senior yang sudah banyak makan asam-garam pertandingan dan pernah mengalami kekalahan serta ketertinggalan gol dalam sebuah pertandingan sangat diperlukan. Alex Ferguson membiarkan Beckham dan Ronaldo pergi, tapi tidak untuk Giggs, Scholes, dan Neville, mengapa? Selain performa mereka yang stabil, mereka juga dapat menjadi pemecah kebuntuan tim dikala Rooney tidak dapat menjaringkan gol-nya, ataupun ketika Manchester United (MU) tertinggal gol dalam sebuah pertandingan, mereka para pemain senior dapat membangkitkan mental pemain muda yang lagi turun.

4. Tradisi, wah kalau yang ini sedikit berbau tahayul juga, kecuali di kompetisi negeri kita mungkin. Di Eropa, Liga Italy dimiliki oleh Juventus, AC Milan, dan Inter Milan (Untuk tim yang terakhir yang saya sebutkan ini mulai digjaya pada tahun 2006 karena ada skandal pengaturan skor di liga-nya), AS Roma, meskipun ada Genoa, Napoli, Fiorentina, Lazio, Torino yang dulu pernah berjaya ataupun sebagai kuda hitam, Era tahun 1992 s/d 2004 Juara liga Italy dikuasai Juventus dan AC Milan, meskipun pada tahun 2000 dan 2001 juara liga sempat diisi muka baru yaitu Lazio dan AS Roma. Liga Inggris dimiliki Manchester United, Chelsea, Arsenal, Liverpool sebagai “The Big Four”, namun sekarang ada ancaman baru dari Manchester City dan Tottenham Hospurs, Era tahun 1991 s/d 2004 juara Liga Inggris dikuasai oleh Manchester United dan Arsenal, sedangkan Leeds dan Blackburn sempat menyelinap masuk di tangga juara masing-masing pada tahun 1992 dan 1995, di tahun 2005 s/d 2010 tangga juara diisi oleh Manchester United dan Chelsea, sementara Liverpool terakgir merasakan juara pada tahun 1990. Liga Spanyol masih dimiliki oleh Barcelona dan Real Madrid, untuk Valencia, Villareal, Atletico Madrid biasanya tancap gas di awal kompetisi, namun kemudian lepas kopling setelah beberapa pekan pertandingan, dari tahun 1990 s/d 2010 kedua tim ini (Madrid dan Barcelona) benar-benar semakin menguasai La liga, 3 klub yang pernah mengusik mereka antara lain: Atletico Madrid (1996), Deportivo (2000), dan Valencia (2002 & 2004). Liga Jerman, Bayern Munchen sangat dominan kalau dilihat dari keseluruhan waktu dari pertama kali Liga ini bergulir, bahkan sepertinya klub-klub lain di kompetisi ini bersatu padu agar Bayern tidak juara, dari kurun waktu 2005 s/d 2010 juara liga ini adalah: Bayern, Stuttgart, Bayern, Wolfburg, Bayern. Liga Belanda, Ajax; Feyenoord; PSV berkuasa, AZ pernah juga menyelinap diantaranya. Untuk Liga Prancis dari 2002 s/d 2008 dikuasai oleh Olympique Lyonnais (padahal sebelumnya mereka belum pernah juara!). Tadi di awal saya sebutkan tradisi ini tidak berlaku buat Liga Indonesia, saya balik bertanya buat yang mengikuti Liga di Negara kita, “Sebutkan klub mana saja yang abis juara liga kemudian di musim berikutnya terlempar (Degradasi)?

Butuh saran saya sebagai kesimpulan tulisan di atas?, (Asli nih anak tambah songong, sok ngerti banget!) Maksud saya sebenarnya, jika kita main FM sebaiknya lawan tim kita berikutnya kita cheat aja (Kita pegang juga/ di-manager-i juga, kita atur posisinya supaya kacau balau, kiper kita jadiin penyerang, penyerang dijadiin kipper, dsb,) Wah tambah ngaco!!!.

Sebaiknya sebelum ditambah dan dikuranginya pemain dalam sebuah tim, ada baiknya dilihat dulu kelebihan dan kekurangan pemain yang ada baik itu dari sisi fisik, mental, skill atau kemampuan, team work, dll. Pemain muda biasanya unggul dalam segi fisik dan kemampuannya yang masih bisa berkembang lagi, namun biasanya lemah dalam mental, egois, dan masih kekanak-kanakan. Pemain udzur lemah dalam fisik, namun memiliki skill yang stabil, mental sekeras baja, dan kewibawaan yang besar. Biasanya yang diberi ban kapten oleh manager adalah pemain senior yang memiliki wibawa dari seluruh anggota tim, namun klo sekarang sih ban kapten bisa jadi usaha buat mencegah pemain bintang pergi dari klub atau karena ia terkenal, lha efeknya apaan dong klo gini?, lho kan bisa buat nambah pemasukan kas dari penjualan jersey-nya ato membuat dia lebih bisa membusungkan dada. Buat para pecinta pemain bintang, repot juga kalo dari pemain inti sampai cadangan pemain bintang semua, yang ada pemain cadangan pada sering ngambek pingin pindah klub atau malah bikin ulah di tim, belum lagi soal gaji yang saling ngiri. (IP)

Photo: FM 2010/Google