Kamis, 14 Juni 2012

Pontensi Dinamit Merusak Prediksi Grup B


Apa yang dapat membuat sebuah tim di Euro bermain lepas?. Gampang, jawabannya adalah kemenangan di pertandingan pertama, dan inilah modal yang sudah dikantongi oleh Denmark. Diyakini jika Morten Olsen akan bermain cermat sambil bermain hitung-hitungan peluang mereka lolos ke babak selanjutnya, pada kenyataannya skuad ini memang tidak perlu memenangi 2 pertandingan sisa, cukup menjaga hasil imbang maka akan menjadi mimpi buruk bagi 3 kontestan lainnya di grup B yang seharusnya lebih diunggulkan.

Denmark nampaknya sudah biasa dengan status tidak diunggulkan dalam setiap keikutsertaan mereka di kompetisi-kompetisi antar negara. Pada pagelaran Euro 92 sebenarnya Denmark tidak lolos kualifikasi, namun dikarenakan Yugoslavia tidak dapat berpartsipasi maka Denmark yang didaulat sebagai penggantinya. Apa yang terjadi kemudian benar-benar di luar hitung-hitungan prediksi dan statistik, Denmark mampu mengalahkan Belanda dan Jerman sekaligus mengangkat trofi Euro.

Pada pagelaran Euro kali ini, Denmark kembali harus berhadapan dengan 3 negara besar Eropa yang menjadi unggulan. Bukannya pesimis dengan peluang skuad Dinamit, namun jika kita melihat individu-individu yang bermain untuk negaa-negara lawan wajar jika Denmark diperkirakan akan menjadi bulan-bulanan di grup maut ini. Dan seperti yang kita saksikan di awal pertemuannya dengan tim Orange pada Euro ini ternyata Denmark mampu mencuri 1 gol kemenangan dibalik penguasaan bola mereka yang rendah.

Kekuatan barisan pertahanan Denmark patut mendapat acungan jempol, serangan dari tengah maupun sayap mampu dipatahkan benteng tangguh yang dikomando oleh Daniel Agger. Nama Stephan Andersen sebagai penjaga gawang sepertinya kalah tenar dengan 2 kiper lainnya yang diboyong Olsen, namun ia membuktikan dengan beberapa kali melakukan penyelamatan gemilang.

Barisan gelandang Denmark kali ini mau tidak mau harus  berusaha memperbaiki kinerjanya, setelah melihat penampilan mereka sebelumnya maka Olsen diyakini akan memberikan instruksi agar pemain-pemain di posisi ini mampu mengendalikan permainan sambil memberikan passing kepada penyerangnya, Denmark harus mampu berbuat banyak di lini ini agar striker tidak melulu mendapatkan bola dari hasil umpan lambung Bek-bek mereka, dan sedikit banyak harapan ini bedada di pundak Christian Eriksen sebagai “Player of The Year Denmark”, di usia yang masih belia (20 tahun) namun pengalamannya bersama Ajax sangat dibutuhkan, kompetisi besar seperti Liga Champion-pun sudah pernah dirasakannya.

Pemilihan Nicklas Bendtner sebagai ujung tombak nampaknya harus sedikit direvisi lagi oleh Olsen, mungkin ia adalah penyerang terbaik yang dimiliki oleh Denmark saat ini, namun Arsenal sendiri menilai dia masih belum mampu mengeluarkan seluruh kemampuannya hingga ia harus dipinjamkan ke Sunderland. Peran Bendtner kemarin nampaknya hanya sebagai pemecah konsentrasi penjagaan lawan agar Dennis Rommedahl dan Michael Krohn-Dehli dapat bergerak lebih leluasa, namun siapapun tau kalau seorang striker itu butuh gol, dan untuk itu Bendtner harus mulai memperlihatkan lagi sentuhannya seperti ketika ia membela Denmark untuk pertama kali di usia 18 tahun dengan sumbangan sebuah gol. (ip)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

aku perlu banget saran n kritikmu...
eh.. tapi aku juga perlu pujianmu... hehehehe...