Minggu, 15 Juni 2014

PD14 Grup G: JERMAN vs PORTUGAL


Laga panas grup G tak lama lagi akan segera berlangsung, dimana Der Trainer yang dipimpin oleh  kapten mereka Philipp Lahm (Bayern Munich) akan berhadapan langsung dengan Selecao Das Quinas-nya Cristiano Ronaldo (Real Madrid). Di atas kertas Jerman akan diunggulkan jika melihat rata-rata kualitas pemain mereka, terutama yang telah banyak bermain bersama dalam satu klub (Pembaca pasti sudah mengerti maksudnya), namun jika melihat apa yang terjadi pada Spanyol di Grup B beberapa hari yang lalu nampaknya prediksi ini menjadi akan sedikit meragukan. Dan jangan lupakan sang kapten Portugal Ronaldo, walaupun pasti banyak yang sudah bisa menebah alur permainan akan jatuh di kaki siapa, namun CR7 sudah sangat terbiasa akan hal itu dan dia hampir selalu dapat menjawab tuntutan itu dengan manis, perjuangan akan terasa berat, namun sekali lagi ini Piala Dunia, semua yang dipanggil oleh negaranya adalah yang terbaik.

JERMAN  - Der Trainer
Jerman menduduki puncak klasemen di babak kualifikasi Piala Dunia 2014 dengan rapor tak pernah kalah untuk mengunci tempatnya menuju ke Brasil dengan catatan 9 kemenangan dari 10 kali bermain, dan manajer Joachim Low telah menghasilkan 36 gol selama babak kualifikasi ini, itu adalah yang terbanyak di zona Eropa. Juara 3 kali Piala Dunia (1954; 1974; 1990) ini telah menarik perhatian jutaan mata penggemarnya di seluruh dunia dengan gaya permainan menyerangnya, dan mereka telah menunjukkan mengapa mereka layak untuk mendapatkan bintang ke-4 di edisi kali ini, bukan tanpa alasan jika Jerman juga dijuluki sebagai negara spesialis turnamen.

Bagaimanapun juga sepertinya masih ada ruang yang harus diperhatikan oleh Jerman, terlebih jika mengingat bagaimana mereka mendapatkan hasil seri 4-4 ketika melawan Swedia di Berlin. Bayangkan saja, ketika itu Jerman terlebih dahulu unggul 4 gol!. Setelah pertandingan itu manajer Joachim Low pun berkata “Masih banyak pekerjaan rumah yang harus kami kerjakan, saya akan berkonsentrasi penuh untuk meningkatkan pertahanan dan bagaimana cara kami bermain di Brasil nanti”.

Jerman berada di peringkat ke-3 dibawah Brasil dan Italia untuk urusan jumlah Piala Dunia, dimana Brasil telah mengoleksi 5 dan Italia 4. Pertama kali mereka merasakan manisnya kemenangan yaitu pada tahun 1954 di Swiss, jauh berbeda denga era sekarang, saat itu Jerman datang dengan status non unggulan. Selanjutnya Franz Beckenbauer mengamankan Piala untuk kedua kalinya ketika pagelaran ini berlangsung di rumah sendiri, dan terakhir Lothar Matthaus melanjutkannya pada tahun 1990 di Italia.

Julukan pecundang dalam sebuah turnamen adalah tim yang berada di peringkat ke-2, mengapa?, Karena selangkah lagi  tim itu akan mendapatkan gelarnya, namun mereka harus terpeleset di final, dan Jerman sangat paham akan hal ini, 4 kali mereka telah merasakan kekalahan di final yaitu pada tahun 1966, 1982, 1986, dan terakhir 2002.

Siapa sajakah bintang yang bersinar saat ini di Jerman?, Manuel Neuer diyakini adalah penjaga gawang terbaik yang dimiliki Jerman saat ini, dengan catatan impresipnya selama 2 tahun terakhir di Bayern Munich, bahkan ada pula yang mengatakan jika Neuer adalah yang terbaik di dunia.

Ada juga generasi emas Jerman yang nampaknya akan berusaha keras untuk melanjutkan performa gemilangnya di tahun 2010, yaitu Mesut Ozil (Arsenal) dan Thomas Muller (Bayern Munich) yang telah memenangkan Adidas Golden Boot dan Best Young Player di Piala Dunia 2010. Berikutnya ada nama-nama Andre Schurrle (Chelsea), Toni Kroos Bayern Munich) dan Mario Gotze Bayern Munich) yang telah menunjukkan kematangan permainan mereka di klub masing-masing.

Untuk sektor penyerang, dengan hanya dimasukkannya 2 nama penyerang murni dalam diri Miroslav Klose (Lazio) dan Lukas Podolski (Arsenal), Joachim Low nampaknya memiliki tujuan khusus terutama untuk Klose agar pemain ini dapat melampaui catatan rekor gol terbanyak selama Piala Dunia yang dipegang oleh Ronaldo.

PORTUGAL  - Selecao Das Quinas
Untuk kedua kali berturut-turut pasukan Paulo Bento harus melalui jalan terjal Play-off agar dapat mengisi satu tempatnya di pagelaran Piala Dunia, dan langkah menuju Brasil mereka dapatkan setelah sang bintangnya Ronaldo berhasil mencetak 4 gol untuk kemenangan Selecao Das Quinas 4-2 dari 2 kali pertemuan, akhirnya selamat tinggal Piala Dunia terakhir bagi Zlatan Ibrahimovic.

Portugal memulai perjalanannya menuju ke-6 kali keikutsertaan di Piala Dunia sebagai favorit untuk dapat memenangkan grup F, dimana sebelumnya mereka berhasil menuju semi-final di Euro 2012 sebelum akhirnya kalah dari Spanyol melalui adu penalti. Ketika berhadapan dengan Rusia di Moskow merekapun harus kembali gagal meskipun akhirnya mampu memberikan balasan ketika Rusia bertandang ke Lisbon. Portugal harus berada di urutan ke-2 setelah secara mengejutkan bermain imbang di kandangnya ketika menjamu Irlandia Utara dan 2 kali lagi saat bertemu dengan Israel, maka tidak ada pilihan lain Ronaldo dan kawan-kawannya selain melakoni Play-off dapat lolos ke Brasil, dan kali ini yang sebagai lawan mereka adalah Swedia yang dimotori oleh pemain bintangnya Zlatan Ibrahimovic, dimana ia juga butuh kemenangan untuk dapat mengikuti Piala Dunia terakhirnya.

Terakhir kali Portugal merasakan peringkat tertinggi di Piala Dunia yaitu pada tahun 1966 di Inggris, dimana mereka dalam perjalanannya menuju Semi-final, Eusebio dan kawan-kawan berhasil mengalahkan Brasil, dan kemudian peringkat ketiga mereka dipastikan ketika berhasil mengalahkan Soviet. Dalam partisipasi selanjutnya di Piala Dunia, Portugal tidak lagi memiliki memori yang manis yang dapat diingat meskipun dalam era-nya generasi emas negara ini selalu bermunculan, sebut saja diantaranya Rui Costa, Deco, dan Luis Figo.

Portugal absen 3 kali secara berurutan di pagelaran Piala Dunia tahun 1990 di Italia, 1994 di Amerika, dan 1998 di Prancis, dan ketika mereka berhasil menuju Korea-Jepang pada tahun 2002 kembali hasil pahit yang harus diterima. Cerita perjalanan negara ini sedikit berbeda kala mereka ditangani oleh Luiz Felipe Scolari yang notabene adalah seorang manajer yang berhasil membawa Brasil ke tangga juara pada Piala Dunia sebelumnya, Scolari berhasil membawa negara ini menuju Semi-final sebelum akhirnya dikalahkan oleh penalti Zenedine Zidane. Tempat ketiga adalah harapan selanjutnya yang digadang-gadang, namun dengan lawan yang harus dihadapi adalah tuan rumah, maka sekali lagi pil pahit kekalahan itu harus mereka telan. Di Afrika Selatan pada tahun 2010, perjalanan Portugal harus terhenti di babak 16 besar ketika mereka harus menyerah 0-1 di tangan Spanyol yang akhirnya menjadi juara dunia.

Seperti ketika berhadapan dengan Swedia, nampaknya tuah dari seorang Cristiano Ronaldo (Real Madrid) kembali akan sangat diharapkan, disamping dukungan dari penggemarnya di seluruh dunia yang tidak akan pernah berhenti untuk terus berharap dapat melihat Ronaldo bermain di lapangan dan membuat perbedaan. 2 sentral pertahanan nampaknya akan menjadi milik Pepe (Real Madrid) dan Bruno Alves (Fenerbahce) yang diharapkan dapat solid menggadang pertahanan mereka dengan dukungan bek sayap cepat dalam diri Joao Pereira (Valencia) dan Fabio Coentrao (Real Madrid). Untuk sektor gelandang kreatif, nama Joao Moutinho (Monaco) akan menjadi pilihan utamanya dimana sisi kanan kembali akan dipercayakan pada Nani (Manchester United) untuk bertandem dengan Ronaldo di seberangnya. (IP)

Sabtu, 14 Juni 2014

PD14 Grup B: Cili vs Australia



GrupB _CiliVsAustralia_14Juni_5_Culaba 

Cili - La Roja
Cili memulai kampanye mereka menuju Piala Dunia dengan memperoleh 12 dari 18 poin yang ditawarkan termasuk kemenangan tandang mereka atas Bolivia dan Venezuela, kemudian 3 kekalahan beruntun termasuk didalamnya kekalahan kandang atas Kolombia dan Argentina membuat manajer timnas Claudio Boghi harus meletakkan jabatannya, dan sebagai gantinya asosiasi sepakbola Cili mengangkat Jorge Sampaoli meskipun hasil perdana yang diberikannya berupa kekalahan di Peru, namun ternyata ternyata hasil itu adalah titik balik La Roja untuk selanjutnya mereka mencatatkan 5 kemenangan dan 1 kali seri.

Di bawah kepeminpinan Sampaoli, La Roja menjelma menjadi tim yang memiliki naluri tinggi dalam menjaringkan bola ke sarang lawannya dengan catatan 29 gol selama kualifikasi, meskipun juga perlu dilihat catatan kemasukan mereka yang juga meningkat sebanyak 25 kali.

Termasuk tahun ini, berarti Cili sudah 9 kali berpartisipasi di Piala Dunia dengan catatan prestasi terbaik yaitu peringkat ketiga pada tahun 1962. Ketika Cili berpartisipasi di Piala Dunia Prancis 1998 dan Afrika Selatan 2010 mereka mampu menembus hingga babak 16 besar.

Skuad yang dibawa Cili dalam partisipasi mereka di Brasil edisi Piala Dunia tahun ini diyakini akan mampu berbicara banyak disampoing kerasnya persaingan grup B yang dihuni oleh Spanyol dan Belanda sebagai kandidat kuat untuk lolos ke babak selanjutnya. Kecepatan Alexis Sanchez (Barcelona) dan kemampuan finishing dari Eduardo Vargas (Valencia) adalah duet yang sempurna selayaknya era Ivan Zamorano dan Marcelo Salas dengan dukungan Arturo Vidal (Juventus) di lini tengah. Jangan lupakan pula sang kapten sekaligus kiper Claudio Bravo (Real Sociedad) dan Gary Medel (Cardiff City) yang akan menggalang sektor pertahan meraka.



Australia - Socceroos

Negeri yang terkenal dengan kangguru-nya ini sudah memasuki periode kedua mereka setelah bergabung dengan AFC yang diyakini bertujuan untuk mandapatkan jalan mulus menuju pagelaran Piala Dunia. Namun pada kenyataannya, dalam perjalanan mereka menuju Brasil kali ini dilalui dengan penuh perjuangan oleh Socceroos.

Hasil kemenangan tipis atas Thailand dan kekalahan dari Oman merupakan peringatan yang tidak dapat dianggap sebelah mata, akhirnya perlahan mereka mampu kembali ke jalur kemenangan dan lolos ke babak selanjutnya sebagai juara grup. Kemudian Australia membuka pertandingannya di babak selanjutnya dengan hasil seri melawan Oman dan Jepang sebelum kalah oleh Jordan 1-2.

Kemenangan Australia atas Irak dan bantuan dari kekalahan Jordan membuat terbukanya peluang mereka menuju Brasil, dan akhirnya pada oktober 2013 manajer Holger Osieck harus angkat kaki dari timnas setelah negara ini mengumumkan Ange Postecoglou sebagai suksesornya untuk meneruskan pekerjaan ke Brasil.

Australia datang pertama kali ke Piala Dunia tahun 1974 tanpa satupun gol yang berhasil mereka sarangkan ke jala lawan, namun pada pagelaran Piala Dunia 2006 di Jerman, mereka berhasil lolos ke babak 16 besar sebelum akhirnya tersingkir oleh sang juara Italia. Di Piala Dunia Afrika Selatan nampaknya bayang-bayang kejadian di Jerman kembali terulang dan Australia kembali harus mengakui perbedaan level permainan dengan raksasa Eropa tersebut dengan skor 0-4, kemudian seri 1-1 dengan Ghana dan menang 2-1 atas Serbia, Australia pulang dengan total 3 gol di tangan.

Jika kita bertanya siapa yang pantas diwaspadai dari negara ini, jawabannya sudah pasti ada di Tim Cahill (New York Red Bulls). Penyerang dengan naluri gol yang tinggi dari kemampuan sundulan dan kaya akan pengalamannya ini akan menjadi tumpuan Australia dengan dukungan dari lini tengah oleh kapten tim Mile Jedinak (Crystal Palace). Setelah berakhirnya era Mark Viduka, penggemar akan banyak berharap dari Cahill untuk mampu membawa negara ini ke babak selanjutnya. (IP)

Kamis, 12 Juni 2014

Piala Dunia Dalam Hitungan Jam

Piala Dunia Dalam Hitungan Jam
Oleh: Indra Pramana

Untuk para penggemar sepakbola di Tanah air, selamat datang kembali di event terbesar sepakbola dunia 4 tahunan yaitu Piala Dunia 2014 di Brasil, dan kurang lebih selama satu bulan ke depan kita kembali akan menikmati suguhan atraksi-atraksi kelas dunia dari para pesepakbola yang terbaik dari masing-masing negara. Segera persiapkan diri anda terutama fisik agar dapat menikmati seluruh jalannya pertandingan penyisihan Grup hingga partai final tanggal 14 Juli 2014 nanti, mengingat di kita akan menyaksikan siaran live yang berlangsung dini hari.

Dalam hitungan beberapa jam saja ke depan, kita akan segera menikmati pertandingan perdana Grup A antara tuan rumah Brasil melawan Kroasia dari Stadion Arena Corinthians di Sao Paulo yang berkapasitas 65.807 penonton pada pukul 03.00 wib. Sekedar mengingatkan kembali, Brasil kali ini akan sangat terobsesi untuk dapat meraih Piala Dunia yang bertepatan dengan pelaksanaannya di Negara mereka sendiri, karena pada penyelenggaraan sebelumnya ketia Brasil menjadi tuan rumah, mereka dikalahkan di partai final oleh Uruguay, untuk itu dapat dimaklumi rasa penasaran akan menjadi meningkat selain kembali menambah logo Bintang di jersey merekan menjadi 6 (Enam).

Partai perdana Piala Dunia dini hari nanti banyak diprediksikan akan berpihak kepada Brasil, mengapa? Karena dalam sejarahnya selama Piala Dunia dari tahun 1930 hingga 2010, tuan rumah tidak pernah kalah di laga perdana, dan dalam sejarahnya pula Brasil pernah mengalahkan Kroasia dalam laga perdana Piala Dunia tahun 2006. Khusus untuk tahun ini seperti yang pernah disinggung oleh legenda Brasil yaitu Pele, dalam skuad TimNas kali ini sektor pertahanan yang dimiliki oleh Selecao adalah yang terbaik yang penah mereka miliki, duet Thiago Silva (PSG) dan David Luiz (Chelsea) di sentral pertahanan adalah duet yang paling sedikit kebobolan dibandingkan duet yang pernah mereka miliki, belum lagi jika kita melihat di kiri dan kanannya yaitu Marcelo (Real Madrid) dan Daniel Alves (Barcelona), selain memiliki kemampuan Marking yang mumpuni, kecepatan dan gaya bermain yang cenderung membantu serangan diyakini akan sangat berguna untuk memancing penjagaan lawan kepada penyerang mereka, pembahasan sector pertahanan Brasil menjadi perhatian tersendiri karena biasanya negara Brasil lebih identik dengan pembahasan mesin gol dan gaya permainan Joga Bonito-nya.

Harus diakui pula dalam sebulan terakhir, performa barisan penyerang Brasil belum memperlihatkan greget yang berarti, terlebih dalam pertandingan terakhirnya Brasil hanya mampu memetik kemenangan 1-0 melawan Serbia. Untuk itu event ini adalah ajang pembuktian trio barisan penyerang Fred-Hulk-Neymar untuk dapat mebuka keran gol mereka sederas mungkin, khusus bagi Neymar nampaknya akan lebih merasakan tekanan karena harapan pundi-pundi golnya di ajang ini akan terus bertambah seiring dengan performa gemilangnya di ajang Piala Konfederasi yang lalu.
“Jangan pernah menganggap enteng Kroasia”, kalimat itu berulang kali dapat kita baca di tulisan-tulisan lain tentang bagaimana nanti ketika Brasil berhadapan dengan pasukan Vatreni, dalam 3 laga terakhirnya Krosia berhasil menorehkan hasil 2 kali menang dan 1 kali seri, ini menunjukkan mereka sedang memiliki trend yang bagus dan mereka akan berusaha keras untuk menjaganya. Kroasia menganut gaya permainan yang cenderung menguasai Ball Possession, dan menurut Manager Nico Kovac mereka akan tetap menganut gaya itu meskipun lawan yang mereka hadapi adalah Brasil sebagai tim unggulan. 

Dapat dimaklumi jika Krosia menganut gaya permainan ini jika kita melihat barisan Gelandang yang mereka miliki, di sana ada: Luca Modric (Real Madrid), Ivan Rakitic (Sevilla), dan Mateo Kovacic (Intermilan), rapor permainan mereka di klub-nya masing-masing memperlihatkan kemampuan dribble dan passing yang sangat dibutuhkan rekan setimnya, hanya saying nampaknya pendukung tim Kroasia harus sedikit lebih sabar menunggu kemunculan Mario Mandzukic (Bayern Munich) sehubungan dengan skors 1 pertandingan yang dikantonginya.

Selamat menyaksikan pagelaran Piala Dunia 2014 dari layar kaca, dukung terus tim kesayangan anda, jaga kesehatan, selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan bagi umat Muslim, dan sampai jumpa di partai puncak tanggal 14 Juli 2014 yang akan datang!. (IP)

Sabtu, 23 Juni 2012

Ceko: “Kami Juara Grup”


Mental yang kuat, itu yang ingin ditunjukkan oleh pasukan “Narodak” kepada lawan-lawannya ketika harus bertemu dengan mereka, pernyataan ini bukannya tanpa alasan jika melihat sepak terjang mereka di grup A, setelah harus menerima kekalahan yang memalukan 1-4 dari Rusia untuk selanjutnya Ceko mampu memenangi 2 pertandingan berikutnya hingga akhirnya mereka lolos dengan predikat juara grup A.

Pemain bertahan Ceko Michal Kadlec bahkan berani sesumbar dengan menyebarkan Psywar menjelang Ceko akan berhadapan dengan Portugal bahwa kekuatan kedua negara saat ini setara, namun perlu diingat jika Ceko finis sebagai juara grup sedangkan Portugal lolos dengan predikat Runner-up. Namun di balik sesumbar itu Ceko harus waspada dengan produktifitas gol-nya, dari seluruh perempat finalis Euro kali ini hanya negara Ceko yang memiliki koefisien paling rendah bahkan nilainya -1 (minus 1) dari hasil memasukkan 4 dan kemasukan 5. Milan Baros  yang lebih dipercaya sebagai striker harus segera membuktikan diri mengapa ia masih pantas berada di starting eleven skuad Republik Ceko karena hingga saat ini pencetak gol terbanyak mereka justru dipegang oleh seorang pemain sayap Petr Jiracek.

Kekuatan Republik Ceko sedikit tereduksi karena cedera Tomas Rosicky, menjelang pertemuan negara ini melawan Portugal belum diketahui apakah Rosicky akan diturunkan, keberadaannya sedikit banyak dibutuhkan agar kreativitas membangun serangan lebih bervariasi. Jika Theodor Selassie dan David Limbersky mampu bermain apik menjaga kedua sisi benteng pertahanannya maka dapat dipastikan serangan Portugal akan sedikit tersendat, namun dibutuhkan stamina; kecepatan dan kemampuan marking yang tinggi untuk menghadang 2 bintang Seleccao ini, dan nampaknya Ceko sudah menunjukkannya di 2 pertandingan terakhir ketika lawan tidak lagi mampu membombardir gawang mereka secara beruntun.

Keunggulan nampaknya lebih banyak berpihak kepada Portugal untuk dapat lolos ke Semifinal, media-media lebih banyak membahas peluang lolosnya Ceko berdasarkan fakta sejarah pertemuan kedua negara di perempatfinal Euro tahun 1996, ketika itu Ceko berhasil mengalahkan Portugal melalui gol tunggal Karel Poborsky, padahal pada masa itu Portugal juga diperkuat bintang-bintangnya seperti Rui Costa; Luis Figo; Pauleta; dan Fernando Couto, sejarah kadang memang perpengaruh dalam satu pertandingan, namun seberapa persenkah faktor sejarah tahun 1996 itu akan kembali terulang?.

Kekuatan apa yang paling tepat dituliskan untuk dapat meningkatkan optimisme pendukung Ceko untuk melihat negaranya akan mengalahkan Portugal? Seperti yang dituliskan di bagian judul dan paragraf pertama di atas, Ceko lolos dari grup dengan status juara grup dan mereka memiliki mental baja untuk bangkit kembali meskipun sempat dihancurkan lawan. (ip)

Seleccao Das Quinas: “Kami yang Lolos dari Grup Neraka”


Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan sedang memiliki mood yang bagus menjelang Quarterfinal Euro 2012 nanti, setelah dipertandingan pertama harus menerima kekalahan 0-1 dari Jerman sebagai unggulan utama grup B untuk lolos, peluang “Os Navegadores” untuk dapat maju ke babak selanjutnya dianggap semakin tipis. Tekanan semakin besar karena serangan-serangan para pendukung negara lawan yang terus meneriakkan nama “Messi”, dan nampaknya serangan itu cukup berhasil hingga berulang kali peluang emas yang seharusnya berbuah gol melayang begitu saja karena ketidaktenangan sang superstar.

Portugal membuktikan bahwa negara mereka masih memiliki senjata ampuh meskipun bintang mereka terus diganggu, keberadaan seorang Nani di sisi kanan mampu mendongkrak performa Seleccao untuk kemudian menggulung pasukan Dinamit meskipun sempat terjadi susul-menyusul angka. Akhirnya dipertandingan terakhir grup B, Portugal menghadapi unggulan lainnya yang kebetulan sedang tidak dalam kondisi baik, di pertandingan ini Ronaldo membuktikan kemampuannya dengan memborong semua gol yang diperoleh Portugal sekaligus memastikan negaranya maju ke babak selanjutnya.

Lolosnya  Portugal dari pertandingan sengit di grup neraka membuat para pakar prediksi sepakbola kembali melakukan perhitungan ulang tentang peluang Seleccao untuk dapat maju hingga ke empat besar (Semifinal), tiba-tiba saja nama Ronaldo langsung masuk kandidat pencetak gol terbanyak hingga pemain terbaik selama perhelatan kejuaraan ini, cukup mengejutkan jika melihat perolehan gol yang diciptakannya baru 2 dan itupun berasal dari 1 pertandingan, Ronaldo sendiri nampak mulai lebih tenang dengan komentarnya ketika diwawancara seorang wartawan tentang perolehan golnya hingga kini, ia mengatakan bahwa tidak peduli dengan berapa banyak gol yang ia hasilkan bahkan jika ternyata ia tidak mampu mencetak gol-pun tidak akan menjadi masalah asalkan Portugal menjadi Juara, perkataan Ronaldo nampaknya cukup beralasan dan bisa menjadi sebuah kebanggan jika Portugal benar-benar menjadi juara, paling tidak Ronaldo akan berada setingkat di atas Messi yang hingga sekarang belum mampu membawa negaranya menjadi juara di level senior, bisakah Portugal mewujudkannya?

Pada kenyataannya selama perhelatan event ini Portugal kurang mampu menguasai jalannya setiap pertandingan yang dilakoni, penguasaan bola mereka cukup rendah jika dihitung secara rata-rata dan ini menjadi wajar ketika pergerakan mereka yang menyerang dengan cepat dari sisi kiri maupun kanan serta pondasi strategi mereka yang berawal dari serangan balik, secara matematis cukup mudah mematikan pola serangan mereka dengan mematikan pergerakan Ronaldo dan Nani, namun apakah akan semudah itu?.

Kekuatan pertahanan Portugal nampak amburadul ketika berhadapan dengan Denmark, sedikit demi sedikit mereka mampu memperbaikinya ketika melawan Belanda, sektor pertahanan di sisi kanan yang pada awalnya dianggap kelemahan ternyata mampu dikuasai dengan baik oleh Pereira, dan jika duet Pepe-Alves mampu saling melengkapi di sektor pertahanan sentral maka lawan harus segera memikirkan startegi baru yaitu memancing agar Pepe lebih sering naik.

Pilihan stok penyerang Portugal nampaknya hanya akan menjadi persaingan antara Helder Postiga atau Nelson Oliveira, dan nampaknya manajer Paulo Bento akan memasang seorang striker yang memiliki nilai tinggi untuk penempatan posisi (Positioning), ini mengingat pergerakan cepat Ronaldo dan Nani di sisi lapangan pada saat yang tak terduga akan menyodorkan Crossing atau umpan tarik jika tidak memungkinkan bagi mereka melepaskan tembakan, untuk itu keberadaan seorang striker yang mampu memanfaatkan celah sekecil apapun akan sangat dibutuhkan. (ip)