Minggu, 04 Desember 2011

SEJARAH, PERKEMBANGAN DAN MEMILIH SEPATU SEPAKBOLA / FUTSAL

Memiliki sepatu sepakbola/futsal seperti yang digunakan oleh bintang sepakbola idola kita tentunya menyenangkan, saat kita mengenakan sepatu yang persis sama dipakai oleh Messi (Argentina/Barcelona) seakan-seakan kita mampu melakukan gerakan-gerakan yang dilakukan oleh idola kita itu, operan-operan yang dirasa semakin jitu karena kita menggunakan sepatu yang sama seperti yang dipakai oleh Fabregas (Spanyol/Barcelona), atau tendangan yang keras dan terarah saat kita menggunakan sepatu yang sama dengan Rooney (Inggris/Manchester United).

Sepakbola adalah olahraga yang paling kompetitif di dunia saat ini, dimana kemenangan dalam sebuah pertandingan akan sangat berharga dalam setiap langkah ke depan sebuah klub di Roda perjalanan Liga dan Kejuaraan. Ada beberapa aspek yang memainkan peran penting dalam menentukan pemenang di permainan sepakbola, diantaranya: performa tim, keterampilan individu, pelatihan, dan perlengkapannya seperti sepatu bola. Lebih jelas mengenai sepatu dan komponen-komponen pendukung seperti: sejarah, bahan, jenis, model, hingga kaki yang merupakan pasangan sejatinya, dan ternyata banyak sekali pengetahuan-pengetahuan yang ada di sana.

Sepatu dalam olahraga sepakbola telah menjadi faktor integral untuk mendukung keterampilan pemain dalam sepakbola dan mencetak gol. Sepertinya sepatu sepakbola saat ini telah didesain sedemikian rupa untuk dapat memenuhi keinginan si pemakai, ditambah lagi faktor kecepatan yang juga memegang peranan penting, karena di era sepakbola modern terkadang kemenangan ditentukan hanya dalam jarak beberapa milimeter atau waktu sepersekian detik.

Olahraga sepakbola dan futsal tidak akan pernah lepas dengan perlengkapan yang satu ini, selain berguna untuk keamanan, kesehatan, juga berguna untuk penunjang skill/kemampuan serta mempercantik penampilan yang imbasnya akan menambah kepercayaan diri si pemakai. Dengan kata lain, sepatu sepakbola mempunyai pengaruh yang sangat penting dari berkembangnya olahraga itu sendiri, baik itu secara langsung maupun tidak.

Namun pernahkah kita mencari tahu bagaimana bentuk sepatu sepakbola/futsal bisa sedemikian rupa hingga saat ini?, atau bagaimana menentukan sepatu itu pas/cocok buat kita?, serta bagaimana merawat sepatu kesayangan kita agar tidak mudah rusak dan tidak mengeluarkan bau yang membuat kedua jari kita menutup hidung?.

A. Sejarah Singkat Sepatu Sepakbola
Pengetahuan mengenai sejarah biasanya akan sangat membosankan dan terkadang membuang waktu, namun tidak ada salahnya kita mengetahuinya walaupun itu sedikit, banyak sumber-sumber mengenai sejarah perkembangan sepatu olahraga ini. Terlepas dari benar tidaknya sejarah itu, kita akan mencoba membuat kesimpulan dan memaparkannya berdasarkan hasil sejarah yang tercatat paling banyak dimuat di media (Baik itu buku dan dunia maya).

Secara umum mengenai sepatu, sejarah adanya sepatu dimulai hampir bersamaan dengan sejarah peradaban manusia, Luciana Boccard dalam bukunya Party Shoes (1993) menjelaskan bahwa manusia sudah memakai sepatu dari kulit sejak seribu tahun sebelum Masehi.

Khusus untuk sepatu sepakbola, benda ini sudah dikenal mulai dari zaman Raja Henry VIII pada tahun 1525. Sepatu yang dikenakan beliau terbuat dari kulit yang keras, tingginya di atas mata kaki, dan bobotnya lebih berat dari sepatu biasa (Mirip sepatu Lars panjang atau Boot). Sepatu ini dijahit tangan oleh Cornelius Johnson, dan jika kita ingin mengetahui berapa nilai sepatu itu, yaitu sekitar 4 Shilling atau Rp.1.671.400,- jika dinilai saat ini.

Sepatu bola awalnya dan yang menjadi ciri khasnya, memiliki Stud/Cleat/Pul/Sepul (Tujuannya untuk kestabilan dan agar pemain tidak mudah terpeleset di lapangan rumput) yang terbuat dari paku baja dan ditanam di bagian bawah/sol sepatu, hingga kemudian dibuat aturan agar cleat ini ujungnya tumpul demi keamanan.
Pemain bola pada awalnya diijinkan menggunakan sepatu jenis apapun dilapangan, hingga akhirnya pada tahun 1863 FA mengeluarkan peraturan: “Yang tidak menggunakan sepatu dengan paku menonjol, lempengan besi, atau getah karet pada sol sepatunya tidak diperbolehkan bermain”.

Produsen (Pabrikan sepatu) pertama sepatu sepakbola adalah Gola yang rilis pada tahun 1905, kemudian pada tahun 1910-an sepatu dengan nama Cup Final Specials rilis dan mendunia berkat “Gigi-gigi” kayu di bagian bawah agar pemain mudah mencengkeramkan kakinya ke tanah, ujung sepatu dibuat dengan pola anyaman agar pemain mudah menggerakkan jari kakinya selama mengontrol bola, bentuk gigi itu seperti tabung dengan tiga paku kecil berujung tajam, dan pemain harus memakukkan “Kuku” itu ke sol dengan palu kecil. Ukuran gerigi itu pun bervariasi, pemain akan memilih gigi lebih panjang untuk bermain di lapangan becek/lembek agar tidak mudah terpeleset. Pada masa itu, salah satu tugas wasit dan asistennya adalah mengecek sol sebelum pemain masuk ke lapangan, jika gigi sepatu terlalu tajam dan menonjol, pemain tak diperbolehkan masuk. Sepatu baru umumnya keras dan kaku sehingga sering membuat kaki pemakainya cedera, agar lebih lentur dan enak dipakai sepatu direndam dulu selama beberapa jam sebelum dikenakan, lalu dijemur sebentar agar kandungan air tidak memberatkan sepatu.

Tahun 1920-an, di Jerman muncul Dassler bersaudara yaitu Adolf dan Rudolf yang membangun Gebruder Dassler Schuhfabrik (Dassler Brother Shoe Factory) pada tahun 1924, perusahaan ini menawarkan teknologi cleat sepatu bermata 6 sampai dengan 7 yang dapat dipindah-pindah posisinya menyesuaikan kondisi lapangan. Produksi sepatu sepakbola pada masa ini tidak hanya untuk orang dewasa namun anak-anak pun masuk dalam produksi massal.
Tahun 1930-an, muncul variasi warna tali sepatu, namun kelemahannya adalah pada saat bertanding pemain sering mengganti tali sepatu ini karena pembuatannya, proses rendam-jemur sepatu membuat tali mudah rusak.
Tahun 1950-an, pemikiran untuk mengurangi bobot sepatu muncul dan fungsinya mulai difokuskan untuk menendang dan mengontrol bola. Bahan pembuatan sepatu merupakan gabungan kulit dan sintetis, cleat sepatu terbuat dari karet atau plastik dan dapat diganti-ganti. Era ini juga ditandai dengan dimulainya komersialisasi sponsor oleh produsen sepatu kepada pemain (1951), bintang Inggris Stanley Matthews menjadi nama sepatu keluaran CWS dan Ia mencatatkan diri sebagai pemain pertama yang disewa sebagai bintang iklan sepatu.
Tahun 1960-an, terobosan baru dalam pembuatan sepakbola mencakup sol sepatu yang dibuat dengan bahan karet, plastik, atau logam dengan pengait sekrup.
Tahun 1970-an, karena pada awalnya sepatu selalu berwarna hitam, kemudian muncul terobosan untuk mengeluarkan sepatu yang warnanya tidak biasa, yaitu putih. Di tahun 1979, diperkenalkan bahan kulit sepatu yang terbuat dari kulit kangguru.
Tahun 1990-an, populernya bahan kulit kangguru semakin berkembang dengan diperkenalkannya teknologi “Sweet Spot”, yaitu sepatu yang bisa membuat bola melengkung ketika ditendang melambung di udara (Tendangan pisang), kita mungkin lebih mengenalnya dari seorang pemain sepakbola asal Inggris David Beckham. Tahun 1994, sol sepatu terbuat dari bahan polimer yang membuatnya lebih fleksibel dan cleat sepatu tidak lagi berwujud paku-paku, namun dibentuk langsung dari sol berupa bilah seperti pisau.
Dan akhirnya pada tahun 2000-an, diperkenalkan teknologi baru dalam sepatu yang meningkatkan kemampuan kontrol bola, kecepatan lari, dan kekuatan serta akurasi tendangan. Juga berkembangnya teknologi kuku-kuku sepatu (stud/cleat/pul/sepul) yang lebih lengket di lapangan, dan hasilnya si pemakai akan lebih stabil dalam bermanuver.

Seperti kita ketahui di atas, sepatu bola pada awalnya sangat berat, karena sepatu ini melindungi sampai pergelangan kaki atau mata kaki. Bentuk ini yang menjadi standar di bagian Utara Eropa selama beberapa tahun, sedangkan di Eropa dan Amerika bagian Selatan lebih mengenal sepatu bola yang tidak perlu melindungi angkel, sehingga bobot sepatu jauh lebih ringan, dan kemudian model ini menjadi model standar hingga sekarang.

B. Bahan dan bagian-bagian sepatu
Kita mengetahui dengan pasti bagaimana bentuk sepatu sepakbola/futsal saat ini, namun apakah kita juga mengetahui dengan pasti bahan dan bagian-bagian sepatu yang kita miliki?, atau apakah bahan yang digunakan ini baik?, Berasal dari mana?, Apakah benar fungsi dari teknologi yang digembar-gemborkan iklannya?, mari kita coba cari tahu satu-persatu,

a. Bahan/Material
Ada beberapa jenis bahan/material yang biasa digunakan untuk membuat sepatu, diantaranya: kulit, kain (Textile) dan bahan imitasi. Bagaimana cara kita mengetahui jenis bahan yang digunakan pada sepatu yang akan kita beli adalah dengan melihat gambar (Pictogram) yang biasanya terdapat di label atau kotak sepatu.
Berikut contoh gambar untuk menerangkan bahan sepatu yang digunakan:


Bahan yang terbaik dari semua bahan dalam pembuatan sepatu adalah:
Pertama, Kulit (Leather) dianggap sebagai bahan sepatu yang terbaik, terutama kulit kanguru karena kekuatan dan kelenturannya membuat sepatu yang terbuat dari bahan ini sangat nyaman dipakai, bahan kulit lain yang banyak digunakan adalah kulit kerbau, namun kualitasnya tidak sebaik kulit kanguru.
Kedua, Pada beberapa merk sepatu, kain/tekstil biasanya digunakan pada sepatu futsal tipe Sala. Keunggulannya adalah lebih ringan, menyerap keringat dan mengeluarkan panas (Breathable) karena berpori.
Ketiga, Imitasi adalah bahan yang kurang baik durabilitasnya, mudah terkelupas dan robek terutama pada bagian jahitan, selain itu lebih kaku dibanding dua bahan lainnya, namun sekarang bahan ini terus dikembangkan dan banyak diciptakan bahan-bahan baru yang semakin baik seperti bahan berserat karbon yang ringan dan kuat.



b. Bagian atas sepatu
Bagian ini termasuk dalam perhatian khusus oleh produsen saat ini, selain akan menarik mata konsumen, juga banyak teknologi yang dapat disematkan di dalamnya. Faktor kenyamanan di bagian ini adalah pada lidah sepatu dan posisi/letak tali sepatu, untuk lidah sepatu pada bagian dalam biasanya dilapisi dengan bahan kain yg lembut, dan untuk bentuk umumnya adalah yang dapat ditekuk ke depan sehingga menutupi simpul tali sepatu, bentuk ini sangat baik dan berguna agar tali tadi lebih tdrlindungi juga akurasi tendangan dan kontrol bola lebih baik. Teknologi yang sering kita lihat saat ini dari bagian atas sepatu adalah tempat pemasangan tali sepatu yang menyamping, tujuannya sama dengan lidah sepatu, namun terkadang teknologi ini berimbas kepada kurang nyamannya pemakaian sepatu.


c. Bagian depan sepatu (Toecap)
Pada bagian ini, mungkin lebih banyak fungsinya ke model sepatu indoor (Untuk sepakbola outdoor-pun ada manfaatnya), selain karena tempo permainan yang cepat dan lapangan yang kecil. Pada permainan ini pemakai sepatu akan lebih banyak menggunakan bagain depan kaki, maka bagian toecap akan sangat berguna untuk menghindari cedera pada jari kaki.


Pada gambar di samping dapat kita lihat bagian-bagian penting pada sepatu futsal yang baik, yaitu:
A. Jahitan pada sol depan, yang memberikan kekuatan tambahan untuk menghindari lepasnya lem yang menggabungkan sol dengan bagian atas sepatu.
B. Bahan tambahan pada bagian depan sepatu untuk menghindari rusaknya bagian atas sepatu, bahan yang digunakan biasanya berupa bahan yang lebih tahan gesekan dan kuat seperti kulit yang dibalik (Suede).
C. Pelindung tambahan, untuk memperkuat dan melindungi jari kaki bahan yang dipakai biasanya berupa karet.

d. Bagian belakang sepatu (Back dan Heel)
Maksudnya adalah penopang tumit yang cukup kokoh, tidak mudah tertekuk dan juga bagian dalamnya yang cukup tebal untuk menahan benturan pada bagian tumit kaki ketika berlari. Untuk sepatu buatan pabrik biasanya pada bagian ini dilapisi dengan bahan EVA yang ringan dan empuk, pada beberapa merk lain digunakan peredam khusus seperti bantalan udara pada bagian dalam sol.
Di bagian tumit pada beberapa model sepatu ada yang menambahkan bahan karet yang tujuannya untuk memantapkan akurasi tendangan ketika melakukan Backheel (Mengoper/menendang dengan tumit), namun ini tidak terlalu penting karena hanya sebagai fitur tambahan saja.


e. Lapisan dalam dan sol dalam (Lining dan Insole)
Lapisan dalam ini adalah bagian yang langsung berhubungan dengan kaki kita, bahan yang digunakan adalah bahan yang lembut dan kuat serta dapat menyerap keringat dari kaki. Selain itu sol dalamnya juga empuk serta pada bagian dibawah sol akan dilapisi dengan kain/tekstil yang ikut dijahit, bukan hanya lapisan karton untuk menutup bagian sol bawah saja seperti terdapat pada sepatu dengan kualitas yang buruk. Terkadang pada bagian belakang sol bahan yang digunakan adalah imitasi bukan kain, untuk yang menggunakan bahan ini perlu dicoba apakah cukup lembut atau terlalu kaku karena kalau terlalu kaku dapat menyebabkan tumit melepuh (Blister).


f. Sol (Sole)
Sol/Sole ada di bagian bawah sepatu yang langsung bersentuhan/bergesekan dengan lapangan, yang perlu diketahui mengenai sol selain jenisnya adalah bagian-bagian penting yang tidak boleh dilewatkan, yaitu bagian Metatarsal dan Lengkungan kaki.
Pada gambar di bawah ada dua bagian sol yang ditandai, yang pertama adalah bagian Metatarsal, sol pada bagian ini sering diberi desain dan bahan khusus yang gunanya untuk memudahkan pergerakan terutama ketika hendak merubah arah.
Bagian lainnya adalah lengkungan kaki (Arch) pada gambar dapat dilihat bagian penguat ini terbuat dari bahan plastik yang kaku, gunanya untuk menunjang bagian lekukan yang sangat berguna bagi yang memiliki bentuk “kaki bebek” (Telapak kaki yang rata).


g. Jenis Sol (Sole)
Karena, stimulus-stimulus yang diperkenalkan oleh produsen-produsen sepakbola (Terutama yang gencar beberapa tahun ini adalah Nike dan Adidas), kita sebagai peminat sepakbola diperkenalkan dengan istilah: SPEED (Kecepatan), CONTROL (Pengendalian) dan POWER (Kekuatan).

Untuk satu benda yang bernama sepatu, produsen sepatu olahraga yang satu ini telah mengembangkan berbagai macam teknologi, perhatian mereka mulai dari warna, bentuk, bahan, kegunaan utama, dan lain-lain yang kadang membuat kita semakin bingung.
Mungkin terlebih dahulu akan kita paparkan mengenai Sol bawah, seperti yang telah dijelaskan di atas (Pada bagian-bagian sepatu) sol sepatu banyak macamnya, mungkin dahulu kita Cuma mengenal 3 macam, namun karena beberapa tahun ini mulai ramai dikenal olahraga Futsal, maka secara umum jenis Sol sepatu terbagi menjadi 4 macam, yaitu: SG (Soft Ground), FG (Firm Ground), HG (Hard Ground), dan AG (Artificial Ground) / IN (Indoor). Untuk jenis AG atau IN sendiri dibagi dalam 2 desain, yaitu: IC (Indoor Court) n TF (Turf).












Berikut penjelasan pembagian sepatu sepakbola berdasarkan tipe lapangan:
1. Soft Ground (SG)
Jenis sepatu ini untuk digunakan di lapangan soft, sepatu ini memiliki 2 stud belakang (pul) dan 7 stud depan, bahan outsole biasanya dari TPU (plastik) dengan ujung stud berbahan aluminium.
2. Firm Ground (FG)
Jenis sepatu ini untuk digunakan di lapangan dengan kekerasan sedang, memiliki 4 stud belakang dan 9 stud depan, bahan outsole biasanya dari TPU (plastik).
3. Hard Ground (HG)
Jenis sepatu ini untuk digunakan di lapangan keras, memiliki 4 stud belakang dan 11 stud depan, bahan outsole biasanya dari rubber (karet) atau TPU yang soft.
4. Artificial Ground (AG) / Indoor (IN)
a. Indoor Court (IC)
Sepatu ini digunakan untuk lapangan indoor berlantai halus, tidak memiliki stud, bahan outsole dari rubber, kode sepatu ini pada berbagai merk biasanya ditulis dengan: IN/IC/Indoor
b. Turf (TF)
Sepatu ini digunakan untuk lapangan indoor dengan rumput buatan, memiliki stud/pul kecil-kecil yang banyak, bahan outsole-nya dari rubber, kode sepatu ini pada berbagai merk biasanya ditulis dengan: TF/TT/Turf. Stud/pul ini sangat cocok digunakan pada lapangan rumput sintetis karena akan memberikan grip pada kaki ketika berlari atau saat menendang terutama pada kaki tumpuan.





C. Nama dan Seri Sepatu Sepakbola
Jika kita perhatikan, dalam satu nama yang dikeluarkan oleh produsen, maka kemudian akan diikuti oleh seri-seri berikutnya, ini karena mereka dalam memproduksi sepatu juga memperhatikan kelas atau level pemakainya, umumnya pembagian kelas ini dibagi menjadi 3, yaitu: Pro Level (Profesional Player), Club Level, dan Intro Level.
Sebagai contoh untuk merk Nike: Sepatu bola T90 Laser III masuk kelas Pro Level (harganya mencapai jutaan rupiah), kemudian satu kelas di bawahnya adalah T90 Strike III (Club Level), dan kelas yang paling bawah yaitu: T90 Shoot III (Intro Level).
Untuk merk Adidas: Sepatu Adidas Adipure (Pro Level), lalu Adicore (Club Level), kemudian Adinova (Intro Level). Untuk dapat menembus pasar Negara berkembang, Adidas mengeluarkan lagi satu seri di bawah Intro Level yaitu Adiquestra. Kalau kita mengenal Adidas F50 Adizero, kelas di bawahnya adalah F5.
Untuk kita yang memiliki budget lebih dapat langsung membeli sepatu yang masuk dalam Pro Level (Sepatu yang dipakai oleh bintang-bintang sepakbola), namun bagi yang memiliki budget terbatas jangan khawatir, sepatu yang masuk dalam kategori Intro Level-pun tetap memiliki kualitas yang baik.

D. Memilih Sepatu Bola
Sebelum kita memilih untuk kemudian membeli sepatu, hendaknya kita pilih sepatu yang sesuai dengan gaya bermain kita dan jenis permainan yang dimainkan, apakah itu sepakbola atau futsal. Jika kita ingin membeli sepatu untuk keperluan bermain sepakbola di lapangan Outdoor, maka sebaiknya kita pilih sepatu dengan bahan kain/tekstil, kulit atau imitasi, dari ketiga bahan ini yang paling baik digunakan adalah kulit, dan kulit yang paling sering digunakan untuk membuat sepatu adalah dari kulit binatang Kerbau dan Kangguru.
Jika kita ingin membeli sepatu untuk keperluan bermain sepakbola di lapangan Indoor (Futsal), maka sebaiknya pilih sepatu yang bahannya terbuat dari kulit sintetis, karena bahan ini cenderung menyesuaikan bentuk kaki kita, dan hal yang tidak kalah penting tentu saja kekuatan. Jadi faktor utama dalam pemilihan sepatu futsal adalah kenyamanan dan kekuatan.

Ada 8 hal penting yang tidak dapat kita abaikan begitu saja jika kita ingin membeli dan mendapatkan kepuasan/kenyamanan dalam memiliki sepatu sepakbola, yaitu:
1. Sepatu ini bukan sepatu segala medan
Sepatu sepakbola atau futsal jangan digunakan untuk kegiatan sehari-hari kita, karena sepatu ini memiliki tekstur yang lebih fleksibel dan bantalan ekstra sebagai peredam efek getaran, sedangkan sepatu biasa memiliki permukaan lebih keras dan padat.
2. Mengukur kaki secara berkala
Menurut penelitian, ukuran kaki orang dewasa masih dapat berubah, lakukan pengukuran kaki minimal 2 kali dalam setahun.
3. Membeli setelah kita beraktifitas
Kaki akan membesar saat kita beraktifitas, waktu yang tepat saat membeli sepatu adalah waktu dimana kaki kita berada dalam ukuran terbesarnya.
4. Bawa kaos kaki
Dengan memakai kaos kaki yang biasa kita gunakan saat hendak membeli sepatu, maka ukuran sepatu yang kita beli pasti tepat.
5. Jangan langsung bilang “Ini yang pas buatku”
Jangan mencoba sepatu hanya untuk melihat tampilannya di cermin yang disediakan toko, tapi gunakan juga untuk melakukan aktifitas tujuan anda membeli sepatu, misalnya berlari-lari kecil dan berjinjit.
6. Rasakan ruang di dalam sepatu
Untuk menghindari cedera, pastikan jarak ideal bagian dalam sepatu anda dengan ibu jari kaki, punggung kaki dan tumit kaki. Sepatu yang longgar akan membuat selip, sepatu yang sempit akan membuat kaki lecet.
7. Harga berbicara
Setiap orang memiliki anggaran/budget yang berbeda dalam membeli sepatu, namun terkadang ada hal yang tidak terelakkan, kualitas sepatu Rp.70.000 dengan Rp.700.000 akan berbeda dalam hal kenyamanan, kekuatan, dan keawetan.
8. Perhatikan waktu penggantian
Idealnya sepatu kita ganti setelah dipakai berlari sebanyak 500-600 kilometer, atau ketika sol bawah sepatu mulai menipis, dan juga saat digunakan sepatu dirasa tidak nyaman lagi.

Selanjutnya yang perlu diperhatikan setelah kita membeli sepatu adalah bagaimana cara kita mengenakannya. Penataan pemakaian sepatu yang baik juga menjadi faktor penting kenyamanan walaupun tidak ada aturan yang mutlak, semua tergantung kenyamanan masing-masing individu pemakainya namun ada 2 hal yang bisa jadi pertimbangan, yaitu:
1. Tinggikan posisi tumit. Menurut dokter olahraga, meninggikan posisisi tumit dengan menyokongnya dengan bantalan atau alas yang lembut dan empuk dapat membuat pengguna sepatu bola terjauhkan dari resiko penyakit Sever (Penyakit nyeri pada tulang di daerah tumit).
2. Menyilangkan tali sepatu juga bisa membuat daya redam pada kaki lebih stabil. Posisi tali sepatu yang menyilang merupakan ikatan yang paling kuat dan menjaga kestabilan sepatu saat dikenakan sehingga hal ini akan membuat kaki semakin progresif menerima hentakan saat berlari maupun menendang bola. Tali sepatu dengan model asimetris memberikan anda area kontrol bola lebih leluasa.
Perlu kita ketahui, pilihan sepatu yang tidak tepat bisa membuat masalah kesehatan, salah satunya meningkatkan risiko nyeri punggung, mungkin hal ini dianggap sepele/biasa untuk sebagian orang, namun semakin lama akan memperparah keadaan tulang punggung, dan ancaman tidak akan dapat bermain olahraga ini untuk waktu yang lamapun juga bisa datang sewaktu-waktu.

E. Mengetahui Ukuran Sepatu
Sering kali kita cukup dibuat pusing dengan ukuran sepatu, setiap merk sepatu nampaknya tidak selalu sama, sehingga terkadang di saat kita hendak membeli sepatu di dunia maya, ada keraguan yang muncul karena takut ukuran yang kita pesan tidak pas dengan kaki kita, berbeda jika kita membelinya secara langsung di toko. Sebenarnya ada cara mudah untuk memastikan ukuran sepatu kita, yaitu:
Pertama, sediakan dulu alat-alat berikut ini :
- Kertas ukuran A4
- Bolpoint
- Penggaris
Kedua, lakukan langkah-langkah di bawah ini:
- Letakkan kaki di atas kertas A4
- Gambar kaki sesuai dengan bentuknya
- Ukur dengan penggaris dari ujung jari yg terpanjang hingga lingkar belakang (Tumit)
Contoh gambar:

Ketiga, cocokkan size/ukuran yang sesuai dengan panjang kaki. Contoh: bila panjang anda kaki 26 cm, maka size/ukuran sepatunya: 41 (Europe) atau 7 s/d 7,5 (UK)

Di bawah ini adalah tabel satuan ukuran sepatu yang populer kita kenal:












F. Merawat dan Membersihkan Sepatu
Pada bagian ini kita akan membagi 2 pembahasan, yaitu cara merawat/membersihkan sepatu untuk sepatu sepakbola dan sepatu futsal.
1. Sepatu Sepakbola
Masalah kelembaban di bagian dalam sepatu sangat tinggi akibat panas dari suhu kaki dan keringat, biasanya ini akan menyebabkan sepatu mengeluarkan bau yang tidak sedap, dan mudah rusak. Untuk mencegahnya, biasakan untuk melepas atau melonggarkan tali sepatu setelah bermain agar dapat lebih melberi udara pada ruang dalam sepatu, sediakan selalu Silica gel untuk menyerap kelembabannya. Jangan membiasakan menyimpan kaos kaki di dalam sepatu setelah bermain, karena keringat yang berada di kaos kaki akan membuat bau dan rusak sepatu. Jika sepatu kita sudah terlanjur mengalaminya (Bau), untuk menghilangkannya kita dapat masukkan Kapur barus bulat, bubuk kopi, atau Baking soda.
Kita harus mengenali bahan sepatu yang kita pakai, jika bahannya adalah kulit sintetis maka kita dapat mencucinya seperti biasa, sebelum digunakan kembali pastikan sepatu benar-benar telah kering untuk menghindari kelembaban dan kekuatan lem tetap terjaga. Untuk yang menggunakan bahan kulit asli, jangan terlalu sering dicuci dan sediakan waktu untuk menyemir sepatu (dapat juga menggunakan Wax) agar kulit tidak kaku dan cepat pecah.
2. Sepatu Futsal
Masalah utama sepatu dengan sol karet adalah ketika dibawa bermain di lapangan rumput sintetis, setelah kita selesai bermain karet-karet yang ada di lapangan rumput sintetis menempel di sol-nya, untuk membersihkannya sediakan peralatan “Pencongkel” yang tidak berbahaya, bisa dengan menggunakan jarum, peniti, atau peralatan untuk Manicure/Pedicure.
Untuk sol luar, setelah beberapa kali pemakaian maka akan timbul noda membandel, jika tidak segera dibersihkan secara rutin, maka noda ini akan semakin sulit untuk dihilangkan. Untuk itu, di rumah sediakan waktu untuk membersihkannya dengan air mengalir “Kecil” dan sikat (Dapat menggunakan sikat gigi bekas, sikat karet atau sikat kuku). Kita dapat menggunakan deterjen, pasta gigi, atau sabun colek. Perlu diperhatikan, kulit dan bagian dalamnya jangan sampai kemasukan air, serta jangan berlebihan dalam penggunaan pembersih.
Mengeringkan sepatu yang telah selesai dicuci adalah dengan cara di lap dengan kain/handuk, kemudian diangin-anginkan, jangan di jemur langsung di bawah sinar matahari. Agar bagian dalam sepatu tidak berbau, masukkan Kamper atau Silicon Gel, dan diganti maksimal 1 bulan sekali.
Secara umum, sebaiknya jangan menggunakan Koran untuk dimasukkan ke dalam sepatu, karena hal ini akan merubah bentuk sepatu. Jika kita memiliki dana yang terbatas, kertas Koran tadi digunting tipis-tipis dan memanjang, kemudian di gulung-gulung dan dimasukkan ke dalam sepatu. Simpan sepatu di tempat/rak yang terbuka dengan posisi berdiri. Mencuci sepatu tidak memerlukan proses perendaman di larutan detergen, karena bagian dalam sepatu yang terendam akan susah kering, menjadi lembab, dan mudah rusak. Jika sepatu berwarna putih, kita dapat mengoleskan pasta gigi dan mengelapnya untuk mempertahankan warna dan mencegah kulit sepatu pecah.
Pastikan kondisi kaki kita kering saat hendak mengenakan sepatu, karena kaki yang basah akan membuat kaus kaki juga basah, kondisi di bagian dalam sepatu akan menjadi lembab, jika kita terus-menerus melakukan hal ini, akan memicu bakteri dan kuman di dalam sepatu yang tentunya tidak baik baik bagi kesehatan kaki dan sepatu akan menjadi bau.


G. Kaki dan Perawatannya
Sedikit pengetahuan buat kita, agar tidak menganggap enteng dalam mengetahui bagian-bagian kaki terutama telapak kaki, dan bagaimana merawat kaki kita. Tidak ada salahnya kita belajar bagaimana para wanita merawat kakinya, namun tidak usah berlebihan sampai harus ke Salon.
Secara keilmuan, deskripsi telapak kaki adalah kulit bagian paling bawah kaki yang tidak memiliki bulu maupun pigmen, dan memiliki konsentrasi pori keringat yang tinggi. Telapak kaki memiliki sejumlah lipatan yang terbentuk selama embriogenesis dan mengandung lapisan kulit paling tebal pada tubuh manusia karena bobot yang terus tertumpu atasnya.
Saraf telapak kaki, telapak kaki amat sensitif pada permukaan yang dilangkahi, perasaan gatal dan beberapa orang menemukan telapak kaki merupakan zona erogen, ini dikarenakan banyaknya ujung saraf yang terdapat di dalamnya. Secara medis, telapak kaki adalah tempat refleks plantar, uji yang dapat menyakitkan karena sensitivitas telapak kaki.
Bentuk telapak kaki, telapak kaki orang dewasa normalnya melengkung. Jika kita pernah mendengar istilah Flat feet, ini adalah suatu keadaan dimana elastisitas atau kemampuan kaki atau tapak kaki yang menyerupai shock breaker sudah tidak ada atau molor sehingga jadi datar alias flat.

Yang perlu kita perhatikan dalam perawatan kaki diantaranya pada bagian-bagian:
1. Pergelangan kaki (Mata kaki, bagian atas tumit dan bagian yang bersentuhan dengan lidah sepatu). Bersihkan dengan air hangat dan sabun, gosok (Jangan terlalu keras) dengan alat bantu yang agak kasar hingga kotoran-kotorannya terkikis.
2. Telapak kaki yang meliputi: Jari-jari kaki, Metatarsal, Lekukan, dan Tumit. Rendam dengan air hangat, kemudian gosok (Jangan terlalu keras) dengan alat bantu yang agak kasar hingga kotoran-kotorannya terkikis.
3. Kuku-kuku. Gunting dan kikir secara berkala kuku kita, perhatikan juga bagian-bagian samping kuku yang sering menjadi tempat menempelnya kotoran. Kita dapat juga menggunakan bedak anti bakteri yang di gosokkan di sela-sela jari kaki.
4. Pijat. Berolahraga sepakbola akan melebarkan telapak kaki, menegangkan dan melelahkan tulang, otot serta sendi-sendi kita. Untuk meringankannya dapat kita gunakan cara ini: Genggam satu telapak kaki dengan kedua tangan dan gosok perlahan dengan menggunakan ibu jari. Pijatan juga baik untuk meningkatkan sirkulasi dan mengurangi gatal yang disebabkan oleh kurangnya sirkulasi.

Seringnya kita menggunakan sepatu yang tertutup (Apalagi jika sepatu itu berukuran sempit dan bahannya kasar/keras), dapat mengakibatkan kulit kaki pecah-pecah, kasar, dan muncul Kapalan (Kapalan pada kaki biasanya disebabkan penggunaan sepatu yang terlalu sempit atau terlalu longgar dan kebiasaan yang tidak menggunakan kaos kaki). Sirkulasi darah yang tidak lancar, sel kulit mati yang menumpuk dan bercampur dengan keringat akan membuat kulit kaki anda semakin tidak sehat dan berwarna kusam. Jika kita dapat melihat dengan jelas di bagian mata kaki kita mengalami hal ini, untuk mengobatinya adalah dengan cara merendam kaki dalam larutan air garam hangat setiap malam sampai air sudah tidak terasa hangat lagi, kemudian bungkus dengan kaus kaki dan diamkan semalaman.

Sebenarnya masih banyak lagi sejarah perkembangan teknologi sepatu sepakbola yang dapat kita pelajari, dan tidak ada salahnya kita mengetahui dan mempelajarinya, dengan begitu kita akan mendapat satu lagi nilai tambah mengenai pengetahuan olahraga yang sering kita mainkan ini.

Jika kita hendak membeli sepatu, sebaiknya jangan terburu-buru dan tergoda dengan siapa bintang sepakbola yang memakainnya, namun pusatkan perhatian pada kebutuhan kita, diantaranya: Jenis permainan, bentuk lapangan, gaya bermain kita, intensitas bermain, perawatan, dan budget. Dan bukan hanya sepatu yang hanya kita perhatikan, namun juga kaki kita yang akan menggunakannya akan berperan penting dalam kebersihan dan kekuatan sepatu. Selamat membeli, bermain, dan semoga bermanfaat!. (IP)


Sumber:
http://adebima.blogspot.com
http://agenbola368bet.biz
http://agustinadewiq.blogspot.com
http://awalsholeh.blogspot.com
http://belajartekniksepakbola.blogspot.com
http://bimowijoseno.wordpress.com
http://cakwid.net
http://candramichael.wordpress.com
http://catros.wordpress.com
http://fashionpria.com
http://footline.blogspot.com
http://gamesisort.blogspot.com
http://id.wikipedia.org
http://klinik-futsal.blogspot.com
http://kompiancur.blogspot.com
http://myself.com
http://netdetective.forumotion.net
http://putrasaimima.blogspot.com
http://sepatubolapremium.wordpress.com
http://toko-olahraga.com
http://tokobola.wordpress.com
http://yudhine.wordpress.com
http://www.anneahira.com
http://www.people911.com
http://www.sepatu-online.com
http://www.tokocibaduyut.com