Dari Ayah Interisti untuk Anak Catalan
“Dari Ayah Interisti untuk Anak Catalan”
(Sepak Bola,
Cinta, dan Sedikit Ledekan)
Sudah lebih dari sepuluh tahun
sejak terakhir kali jari-jari ini menari di atas keyboard untuk sebuah tulisan
di kolom olahraga media online. Dulu, tiap pekan aku menuliskan tentang artikel
kesehatan dalam dunia sepakbola, fashion, editorial, berita jelang
pertandingan, danulasan hasil pertandingan. Tapi sejak menikah, punya anak, dan
tenggelam dalam kesibukan dunia nyata (Dunia bapak-bapak), kegiatan itu
terhenti begitu saja, bahkan beberapa teman dan rekan kerja yang sempat
menikmati tulisan saya sempat menyemangati kembali, namun tetap belum tergerak.
Sampai akhirnya, anakku yang kini berusia 17 tahun, mendadak menjadi seorang “Football
Freak”, istilah beken terakhir yang palimg update yaitu: “Hardcore
Fans”. Si anak yang dulu bocahnya aku doktrin dengan klub Intermilan ini sekarang
jadi fans berat Barcelona. Lupa kamu nak, setelan Jersey Intermilan, bola-bola
kulit dan dengan logo Intermilan, bantal dan guling Intermilan, hingga jumper
bayimu-pun aku sengaja pesan Custom supaya menyerupai jersey Intermilan.
Barcelona lho ini!, iya beda Liga , beda negara dan ketemunya juga harus
melalui Liga Champion, tapi sebagai Ayah sekaligus Interisti tulen, aku
merasa... terusik, mulai dari caramu berargumen soal sepakbola, sampai betapa
fanatiknya dirimu membela klub itu, semua membuatku bahuku naik. Maka dari itu,
inilah aku sekarang, duduk di meja coffee shop, espresso kandas sekali teguk,
cappuccino juga sudah, sekarang ice americano baru saja datang, dan laptop sudah
menyala.
Normalnya, seorang penulis
olahraga dituntut untuk bersikap netral, apalagi kalau membahas dua klub sepakbola
yang akan bertanding, kita harus adil, tidak berat sebelah dan tidak membawa
emosi pribadi (Seperti tifosi klub Liga Inggris yang barusan juara itu tuh).
Tapi... ini beda, karena ini bukan sekadar tulisan opini, ini surat terbuka
dari seorang ayah Interisti kepada anaknya yang memilih jalur hidup yang
berbeda: menjadi seorang Culer alias fans Barcelona. Jadi, akan adilkah
tulisan ini? Tentu tidak! Objektif? Jauh! Tapi penuh cinta, pasti. Jadi,
siap-siap Nak... karena ayah akan mulai membeberkan semuanya. *KetawaJahat
Duhai anakku yang baru mengenal
sepakbola dari Game Play Station, Sepakbola Tarkam di Pondok, mari kita
bahas satu-satu ya!,
- Sejak kapan kamu jadi fans Barcelona? Ayah yakin
baru-baru ini, mungkin sejak kamu mulai serius main bola di Pondokmu, sekitar
umur 16, ya kan?
- Dan alasanmu? Coba ayah tebak:
- Pemainnya? Lamine Yamal? Bocah 16-17 tahun
yang punya kecepatan, skill, dan visi luar biasa.
- Akademinya? Sepakat, La Masia memang
keren, ga kan habis tiap tahun muncul pemain muda hebat dari sini, yang
ayah tau ada: Xavi, Bojan, Iniesta, tentu saja Messi. Kamu bangga dan
ngotot banget tiap ada debat soal akademi klub sepakbola, akademi ini
paling hebat pokoknya.
- Gaya bermainnya? Tiki-taka, kolektif, passing
cepat. Permainan yang bikin bola seakan hidup.
- Sejarah Klub? Hayo… tau gak soal ini?
- Atau karena memang Klub ini lagi hebat-hebatnya?
Ngaku!
Tapi ada yang lebih menarik dari
semua itu, pengaruh tidak langsung yang kamu serap dan terapkan, entah kamu
sadar atau tidak, diantaranya:
- Saat main Play Station, otomatis pilih Barca dong. Sama
seperti ayah waktu dulu selalu pilih Intermilan, haram hukumnya pilih klub
lain apalagi rival.
- Desain jersey tim futsalmu tiba-tiba mirip seragam
Barca, kamu pulang ke rumah bawa jersey itu dan menggunakan jurus:
“Pake-Cuci-Kering-Pake”
- Bahkan gaya bermain sepakbolamu, mulai sering pamer
skill, trik, penuh percaya diri nantangin ayah 1 lawan 1
Sebentar nak… ayah sempat baca lho
artikel tentang si Lamine Yamal, idolamu itu. Tahu nggak, katanya Messi sendiri
pernah bilang ke Xavi yang kala itu jadi manager Barcelona kalau Yamal bakal
jadi bintang masa depan. Itu bukan pujian main-main, Nak. Itu ucapan dari GOAT
lho, Greatest of All Time.
Sekarang giliran ayah ya, cerita
sedikit lebih panjang soal klub Internazionale Milano alias Inter Milan,
- Sumber informasi tentang klub sepakbola dulu itu
terbatas ruang dan waktu, ayahmu ini mendapatkan info soal klub itu harus
bersabar menunggu akhir musim hingga awal musim pertandingan, dimana
tabloid-tabloid sepakbola tidak ada berita tentang pertandingan, maka
mereka akan membahas tentang klub dan sejarahnya, serta berita transfer
pemain tentunya. Semua itu tidak bisa didapat secara cepat karena belum
ada dan familiar dengan Internet, Google, YouTube, atau media
sosial.
- Untuk mengetahui hasil pertandingan harus beli koran
pagi. Langsung ke halaman terakhir dimana biasanya berita tentang Olahraga
diberi porsi dua halaman, berita sepakbola satu halamn dan halaman lainnya
kumpulan dari berbagai macam cabang olahraga. Asal kamu tau nak, itu
sangat sedikit!.
- Kenapa ayah pilih Intermilan? Sejarahnya menarik lho,
Inter itu awalnya bagian dari AC Milan, tapi kemudian memisahkan diri
karena beda prinsip soal perekrutan pemain. AC Milan mau pemain Itali saja,
sedangkan Intermilan ingin klub lebih terbuka dengan merekrut pemain dari
luar Italia. Nah, dari situ muncul nama “Internazionale.” Keren kan? Keren
dong!
- Pemain pertama dari Intermilan yang ayah idolakan adalah Toribo
West, bek dengan rambut hijau dan unik dan gaya main keras, kemudian Javier Zanetti yang jadi idola abadi, Sosok kapten
sejati.
- Fakta penting yang harus kamu tahu, Nak:
- Intermilan gak pernah turun ke Serie B.
- Intermilan gak pernah kena skandal Calciopoli atau
pengaturan skor.
- Intermilan adalah satu-satunya klub Italia yang pernah Treble
(Scudetto, Coppa Italia, Liga Champions) di tahun 2010!
Nak, ini ada bahan buat kamu cari
tau sejarah klub idolamu, Intermilan kan ada di kota Milan-Itali, kota Milan
lho gak pernah pemerintahannya pingin memisahkan diri dari Itali, beda dengan
klub idolamu nak, bayangkan klo beneran kejadian, trus Catalan jadi negara
sendiri, Barcelona ikut liga mana? *Ngikik
Ayah membuat tulisan ini beberapa hari sebelum semifinal
Liga Champions 2025: Intermilan vs Barcelona, fase yang mengingatkan kejadian
2010 “Parkir Bus” yang membuat kami diledek terus-terusan, selebrasi
Mourinho di Camp Nou, Eto’o sweet come back, Ibrahimovic yang malu
mungkin. Masih 2 kali pertemuan kan? kandang-tandang, optimis menang? Pasti.
Sejarah sudah pernah mencatatkannya.
Mungkin cukup sampai sini aja. Tapi tetap ayah simpan
sebagai pengingat: bahwa sepak bola bukan cuma soal menang-kalah, ini soal
warisan, pilihan, dan kadang, soal saling ejek penuh cinta antara ayah dan
anak.
Salam dari ayahmu,
Seorang Interisti sejati yang meski berat sebelah, tetap sayang sama anaknya
yang (sayangnya) seorang Culer.
Dan oh ya… jangan lupa satu hal: kamu boleh pilih klub
manapun, kamu boleh dukung siapapun… tapi kamu gak boleh lupa bahwa ayahmu
pernah mencintai sepak bola duluan. Dan cinta itu… gak pernah benar-benar
hilang. Dia hanya menunggu waktu — atau momen seperti ini — untuk kembali
menyala.
Komentar
Posting Komentar
dipersilahkan meberi respond, saran, dan kritik yang membangun dan sopan