Rabu, 08 Desember 2010

PERKARA-PERKARA YANG DISUNNAHKAN BERWUDHU DI DALAMNYA

PERKARA-PERKARA YANG DISUNNAHKAN BERWUDHU DI DALAMNYA

1. BERDZIKIR
Berdasarkan hadits al-Muhajir bin Quntuz (Shahih, HR. Abu Dawud (I/34(17), Ibnu Majah (I/26 (350)), an-Nasa’I (I/37), Shahih Sunan Ibnu Majah (280))

2. HENDAK TIDUR
Berdasarkan hadits al-Barra bin Azib (HR. al-Bukhari (247,6311), Muslim (2710))

3. JUNUB
Bagi yang junub, jika ingin makan, minum, tidur/mengulangi Jima’ disunnahkan wudhu, berdasarkan hadits Aisyah (Shahih, HR. Muslim 305(22), an-Nasa’I (I/138), Abu Dawud (220)

4. SEBELUM MANDI, BAIK MANDI WAJIB ATAUPUN SUNNAH
Berdasarkan hadits Aisyah (Sahih, HR. Muslim (316))

5. MAKAN MAKANAN YANG TERSENTUH API
Berdasarkan hadits Hurairah (Shahih HR. Muslim (352), an-Nasa’I (I/105)). Misal: Sate

6. SETIAP SHOLAT
Berdasarkan hadits Buraidah (Shahih, HR. Muslim (277), Abu Dawud (171), at-Tirmidzi (61), ab-Nasa’I (I/86))

7. TIAP KALI BERHADATS
Berdasarkan hadits Buraidah (Shahih, HR. at-Turmudzi (3689), Shahih al-Jami’us Shaghir (7894))

8. MUNTAH
Berdsarkan hadits Ma’dan bin Abi Thalhah dari Abu Darda (HR. al-Turmudzi (87), Abu Dawud (2364), Tamamul Minnah (111))

9. MEMBAWA MAYIT
Memnadikan mayit: Mandi, Membawa mayit: Berwudhu. (Sahih, HR. Ahmad (486), Ibnu Hibban

Rabu, 10 November 2010

BESARNYA DOSA MENINGGALKAN SHOLAT

KH. Abdurrahman Arroisy dalam bukunya berjudul “30 Kisah Teladan” menyebutkan, pada suatu senja terlihat seorang wanita mengetuk rumah Nabi Musa As., kulitnya besih dan wajahnya cantik, namun dari mimiknya memperlihatkan kesan bahwa ia sedang menanggung beban hidup yang berat.
Ia mengucapkan salam dengan lirih, namun demikian terdengar jawaban dari dalam rumah, “Waalaikum salam, silahkan masuk”, Perempuan cantik itu masuk sambil menundukkan kepalanya. Air matanya bercucuran saat ia bertanya kepada Nabi Musa As. “Saya takut mengatakannya”, jawab wanita tadi. “Katakanlah jangan ragu-ragu!”, desak Nabi Musa As. Maka perempuan itupun bercerita walau terbata-bata, “Saya… telah berzina.” Nabi Musa As tersentak, wanita tadi melanjutkan, “Dari perzinaan itu saya pun hamil.” Ia terisak, “Setelah anak itu lahir, saya langsung mencekiknya hingga mati!”, ucap wanita itu seraya menangis sejadi-jadinya.
Mendengar penuturan tersebut Nabi Musa As marah besar, wajahnya memerah, dengan muka berang ia menghardik, “Perempuan bejat, pergi kamu dari sini!, agar siksa Allah SWT tidak jatuh dalam rumahku karena perbuatanmu, Pergi!”, teriak Nabi Musa As sambil memalingkan mata karena jijik.
Wanita tadi pun bergegas meninggalkan rumah Nabi Musa As, kini ia tak tahu harus kemana lagi hendak mengadu, bila seorang Nabi saja sudah menolaknya, bagaimana pula dengan manusia lain?, terbayang olehnya betapa besar dosanya, betapa jahat perbuatannya.
Namun sepeninggalnya, Malaikat Jibril turun mendatangi Nabi Musa As atas perintah Allah SWT. JIbril bertanya, “Mengapa engkau menolak seorang wanita yang hendak bertobat dari dosanya?, tidakkah engkau tahu ada dosa yang libih besar dari padanya?”, Nabi Musa As terperanjat dan berkata, “Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian wanita pezina dan pembunuh itu?”, Jibril berkata, “Orang yang meninggalkan sholat dengan sengaja dan tanpa menyesal, orang itu dosanya lebih besar daripada seribu kali berzina”. Mendengar penjelasan ini Nabi Musa As kemudian memanggil wanita tadi untuk menghadap kembali kepadanya, ia mengangkat tangan dengan khusuk untuk memohonkan ampunan kepada Allah SWT untuk perempuan tersebut.
Nabi Musa As menyadari, orang yang meninggalkan sholat dengan sengaja dan tanpa penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat bahwa sholat itu tidak wajib dan tidak perlu atas dirinya, ia meremehkan perintah Allah SWT, bahkan bisa jadi menganggap Allah SWT tidak punya hak untuk mengatur dan memerintah hamba-Nya, sedangkan yang bertobat dan menyesali dosanya dengan sungguh-sungguh berarti masih mempunyai iman di dadanya dan yakin bahwa Allah SWT itu berada di jalan ketaatan kepada-Nya.
Sumber: Lembar Tausiyah (200 TH. 1430H/2009M)