Sabtu, 23 Juni 2012

Ceko: “Kami Juara Grup”


Mental yang kuat, itu yang ingin ditunjukkan oleh pasukan “Narodak” kepada lawan-lawannya ketika harus bertemu dengan mereka, pernyataan ini bukannya tanpa alasan jika melihat sepak terjang mereka di grup A, setelah harus menerima kekalahan yang memalukan 1-4 dari Rusia untuk selanjutnya Ceko mampu memenangi 2 pertandingan berikutnya hingga akhirnya mereka lolos dengan predikat juara grup A.

Pemain bertahan Ceko Michal Kadlec bahkan berani sesumbar dengan menyebarkan Psywar menjelang Ceko akan berhadapan dengan Portugal bahwa kekuatan kedua negara saat ini setara, namun perlu diingat jika Ceko finis sebagai juara grup sedangkan Portugal lolos dengan predikat Runner-up. Namun di balik sesumbar itu Ceko harus waspada dengan produktifitas gol-nya, dari seluruh perempat finalis Euro kali ini hanya negara Ceko yang memiliki koefisien paling rendah bahkan nilainya -1 (minus 1) dari hasil memasukkan 4 dan kemasukan 5. Milan Baros  yang lebih dipercaya sebagai striker harus segera membuktikan diri mengapa ia masih pantas berada di starting eleven skuad Republik Ceko karena hingga saat ini pencetak gol terbanyak mereka justru dipegang oleh seorang pemain sayap Petr Jiracek.

Kekuatan Republik Ceko sedikit tereduksi karena cedera Tomas Rosicky, menjelang pertemuan negara ini melawan Portugal belum diketahui apakah Rosicky akan diturunkan, keberadaannya sedikit banyak dibutuhkan agar kreativitas membangun serangan lebih bervariasi. Jika Theodor Selassie dan David Limbersky mampu bermain apik menjaga kedua sisi benteng pertahanannya maka dapat dipastikan serangan Portugal akan sedikit tersendat, namun dibutuhkan stamina; kecepatan dan kemampuan marking yang tinggi untuk menghadang 2 bintang Seleccao ini, dan nampaknya Ceko sudah menunjukkannya di 2 pertandingan terakhir ketika lawan tidak lagi mampu membombardir gawang mereka secara beruntun.

Keunggulan nampaknya lebih banyak berpihak kepada Portugal untuk dapat lolos ke Semifinal, media-media lebih banyak membahas peluang lolosnya Ceko berdasarkan fakta sejarah pertemuan kedua negara di perempatfinal Euro tahun 1996, ketika itu Ceko berhasil mengalahkan Portugal melalui gol tunggal Karel Poborsky, padahal pada masa itu Portugal juga diperkuat bintang-bintangnya seperti Rui Costa; Luis Figo; Pauleta; dan Fernando Couto, sejarah kadang memang perpengaruh dalam satu pertandingan, namun seberapa persenkah faktor sejarah tahun 1996 itu akan kembali terulang?.

Kekuatan apa yang paling tepat dituliskan untuk dapat meningkatkan optimisme pendukung Ceko untuk melihat negaranya akan mengalahkan Portugal? Seperti yang dituliskan di bagian judul dan paragraf pertama di atas, Ceko lolos dari grup dengan status juara grup dan mereka memiliki mental baja untuk bangkit kembali meskipun sempat dihancurkan lawan. (ip)

Seleccao Das Quinas: “Kami yang Lolos dari Grup Neraka”


Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan sedang memiliki mood yang bagus menjelang Quarterfinal Euro 2012 nanti, setelah dipertandingan pertama harus menerima kekalahan 0-1 dari Jerman sebagai unggulan utama grup B untuk lolos, peluang “Os Navegadores” untuk dapat maju ke babak selanjutnya dianggap semakin tipis. Tekanan semakin besar karena serangan-serangan para pendukung negara lawan yang terus meneriakkan nama “Messi”, dan nampaknya serangan itu cukup berhasil hingga berulang kali peluang emas yang seharusnya berbuah gol melayang begitu saja karena ketidaktenangan sang superstar.

Portugal membuktikan bahwa negara mereka masih memiliki senjata ampuh meskipun bintang mereka terus diganggu, keberadaan seorang Nani di sisi kanan mampu mendongkrak performa Seleccao untuk kemudian menggulung pasukan Dinamit meskipun sempat terjadi susul-menyusul angka. Akhirnya dipertandingan terakhir grup B, Portugal menghadapi unggulan lainnya yang kebetulan sedang tidak dalam kondisi baik, di pertandingan ini Ronaldo membuktikan kemampuannya dengan memborong semua gol yang diperoleh Portugal sekaligus memastikan negaranya maju ke babak selanjutnya.

Lolosnya  Portugal dari pertandingan sengit di grup neraka membuat para pakar prediksi sepakbola kembali melakukan perhitungan ulang tentang peluang Seleccao untuk dapat maju hingga ke empat besar (Semifinal), tiba-tiba saja nama Ronaldo langsung masuk kandidat pencetak gol terbanyak hingga pemain terbaik selama perhelatan kejuaraan ini, cukup mengejutkan jika melihat perolehan gol yang diciptakannya baru 2 dan itupun berasal dari 1 pertandingan, Ronaldo sendiri nampak mulai lebih tenang dengan komentarnya ketika diwawancara seorang wartawan tentang perolehan golnya hingga kini, ia mengatakan bahwa tidak peduli dengan berapa banyak gol yang ia hasilkan bahkan jika ternyata ia tidak mampu mencetak gol-pun tidak akan menjadi masalah asalkan Portugal menjadi Juara, perkataan Ronaldo nampaknya cukup beralasan dan bisa menjadi sebuah kebanggan jika Portugal benar-benar menjadi juara, paling tidak Ronaldo akan berada setingkat di atas Messi yang hingga sekarang belum mampu membawa negaranya menjadi juara di level senior, bisakah Portugal mewujudkannya?

Pada kenyataannya selama perhelatan event ini Portugal kurang mampu menguasai jalannya setiap pertandingan yang dilakoni, penguasaan bola mereka cukup rendah jika dihitung secara rata-rata dan ini menjadi wajar ketika pergerakan mereka yang menyerang dengan cepat dari sisi kiri maupun kanan serta pondasi strategi mereka yang berawal dari serangan balik, secara matematis cukup mudah mematikan pola serangan mereka dengan mematikan pergerakan Ronaldo dan Nani, namun apakah akan semudah itu?.

Kekuatan pertahanan Portugal nampak amburadul ketika berhadapan dengan Denmark, sedikit demi sedikit mereka mampu memperbaikinya ketika melawan Belanda, sektor pertahanan di sisi kanan yang pada awalnya dianggap kelemahan ternyata mampu dikuasai dengan baik oleh Pereira, dan jika duet Pepe-Alves mampu saling melengkapi di sektor pertahanan sentral maka lawan harus segera memikirkan startegi baru yaitu memancing agar Pepe lebih sering naik.

Pilihan stok penyerang Portugal nampaknya hanya akan menjadi persaingan antara Helder Postiga atau Nelson Oliveira, dan nampaknya manajer Paulo Bento akan memasang seorang striker yang memiliki nilai tinggi untuk penempatan posisi (Positioning), ini mengingat pergerakan cepat Ronaldo dan Nani di sisi lapangan pada saat yang tak terduga akan menyodorkan Crossing atau umpan tarik jika tidak memungkinkan bagi mereka melepaskan tembakan, untuk itu keberadaan seorang striker yang mampu memanfaatkan celah sekecil apapun akan sangat dibutuhkan. (ip)

6 Negara Mantan Juara dan 2 yang Penasaran


Selama 12 hari dan 24 pertandingan yang telah dilewati hingga akhirnya menuju babak perempat final dengan sistem knock out / gugur, akhirnya kita mengetahui negara-negara mana saja yang mampu lolos dari perjuangan berat di fase grup. Ada 8 negara yang akan melanjutkan perjuangan selanjutnya untuk selangkah lebih dekat menuju podium juara Euro 2012 di Polandia dan Ukraina, sementara 8 negara lainnya harus pulang dan duduk sebagai penonton sambil meratapi penyesalan.

Sedikit kembali membaca sejarah perhelatan Euro, perlu kita ketahui jika di babak ini juara bertahan Euro 2008 yaitu Spanyol juga akan bertemu dengan mantan-mantan juara Euro tahun-tahun sebelumnya, ada negara Yunani (2004); Prancis (2000); Jerman (1996); Republik Ceko (1976); dan Itali (1968). Untuk 2 negara peserta lainnya yaitu Portugal adalah Runner-up Euro 2004 dan Inggris yang pernah mencicipi peringkat ke-3 di tahun 1968. Jika kita menilik sejarah juara dan yang hampir menjadi juara, maka dapat diperkirakan negara manakah yang paling penasaran untuk dapat meraih piala Henri Delaunay ini, negara Portugal hampir saja mendapatkan gelar juara terlebih lagi ketika perhelatan Euro diselenggarakan di negaranya, namun diluar dugaan Yunani dengan sepakbola pragmatisnya mampu merengkuh piala itu. Inggris lebih menderita lagi, meskipun pernah menjadi tuan rumah Euro di tahun 1996, gelar juara yang mereka idam-idamkan ternyata tak kunjung datang jua dan justru Jerman-lah yang berhasil menggelar pesta di negara mereka.

Stadion nasional Polandia (Warsaw) akan menggelar pertandingan pertama dimana Republik Ceko sebagai juara grup A berhadapan dengan Portugal sebagai runner-up grup B. Penampilan impresif yang ditunjukkan Ceko benar-benar diluar dugaan, setelah mengalami kekalahan telak di pertandingan awal oleh Rusia dengan skor 1-4 untuk selanjutnya negara ini bangkit dengan kemenangan 2-1 melawan Yunani dan 1-0 ketika menghancurkan harapan tuan rumah Polandia. Hal serupa juga dialami oleh Portugal, dikalahkan oleh Jerman dipertemuan pertama 0-1, kemudian Crintiano Ronaldo dan kawan-kawan bangkit untuk meraih 2 kemenangn berturut-turut atas Denmark 3-2 dan Belanda 2-1, kredit khusus bagi Portugal karena mereka yang dianggap under dog ternyata mampu membuat Belanda sebagai unggulan harus pulang dengan tangan hampa tanpa kemenangan.

Status negara Jerman sebagai unggulan juara semakin meningkat melihat catatan 100% kemenangan mereka di semua pertandingan grup B, dan Jerman adalah satu-satunya negara yang berhasil meraih poin sempurna 9 dibandingkan negara kontestan lainnya, dan ini juga berarti Jerman tidak terkalahkan sejak babak kualifikasi. Yunani sebagai lawan Jerman nanti bukannya tanpa perlawanan, meskipun sempat menuai hasil yang kurang meyakinkan, imbang di pertemuan pertama dengan Polandia kemudian kalah dari Republik Ceko, namun mereka bangkit dan berhak lolos sebagai peringkat ke-2 grup A setelah mengalahkan Rusia 1-0. Di pertandingan terakhir itu dapat dilihat jika Yunani sepertinya ingin mengulang gaya permainan mereka ketika menjuarai Euro di tahun 2004, dengan melakukan pertahanan serapat mungkin namun efektif dalam penyelesaian ketika ada kesempatan melakukan serangan balik. 

Di pertemuan terakhir Spanyol vs Prancis dalam even internasional, lebih tepatnya terjadi ketika Piala Dunia tahun 2006 dimana hasil akhir lebih berpihak kepada pasukan Les Blues-Prancis. Namun kali ini Spanyol sebagai juara bertahan lebih diunggulkan jika melihat hasil-hasil pertandingan mereka di babak penyisihan grup C, hasil imbang ketika berhadapan dengan Itali 1-1 dilanjutkan dengan kemenangan yang menyakinkan atas Republik Irlandia 4-0 dan 1-0 di pertemuan terakhir grup ketika berhadapan dengan Kroasia. Sebenarnya Prancis juga merupakan salah satu favorit di Euro kali ini, namun setelah kekalahan 0-2 atas Swedia yang sudah pasti tidak dapat melanjutkan perjuangannya di Euro nampaknya masih banyak perbaikan yang harus dilakukan Laurent Blanc dan pasukan Ayam Jantan-nya terutama di sektor pertahanan.

Cukup sulit untuk memetakan peluang 2 negara yang akan bertemu di partai terakhir perempat-final ini, Inggris sebagai juara grup D akan berhadapan dengan Itali sebagai runner-up grup C. Penampilan yang kurang meyakinkan dari Inggris ketika berhadapan dengan Prancis sedikit banyak menjadi tolak ukur titik kelemahan mereka, ketika menghadapi tekanan bertubi-tubi dari lawan, Inggris seperti tidak mampu berjuang naik untuk balik menekan, namun kemenangan atas Swedia dan Ukraina membuat catatan Inggris sedikit lebih baik daripada lawan mereka nanti. Italy bermain di Euro kali ini dengan banyak kejutan, diperkirakan akan menjadi ajang latihan pasukan Matador ternyata mereka mampu mengimbangi permainan dan membuat Spanyol tidak dapat memonopoli penguasaan bola, hasil seri di pertandingan kedua sedikit mengecewakan pendukung Gli Azzurri karena di atas kertas mereka lebih diunggulkan, dan akhirnya kemenangan berhasil diperoleh ketika melawan negara yang sudah pasti angkat koper di grup C ini. (ip)

Prancis Incar Juara Grup


Skuad Les Blues hanya membutuhkan hasil seri untuk dapat lolos ke babak berikutnya, namun nampaknya mereka tidak akan berpuas diri dengan mengharapakan seri itu terjadi, demi mendapatkan lawan yang relatif sedikit lebih mudah dari grup C yaitu Itali (Lawan inipun sebenarnya tidak akan mudah) maka mau tidak mau Prancis harus menjadi juara grup, dan itu artinya Swedia harus dikalahkan.

Jika membaca kekuatan kedua negara melalui media selembar kertas maka Prancis jelas akan menjadi momok bagi Swedia sekaligus menghantar mereka sejajar dengan Belanda dan Irlandia (Negara yang tidak mendapat poin di fase grup), mengapa demikian? Praktis selama perhelatan di grup D barisan pertahanan Prancis tidak pernah menghadapi serangan-serangan pressing yang ketat dari lawan, solidnya benteng pertahanan yang dikawal Mexes dan kawan-kawan begitu sulit untuk ditembus terlebih jika lawan hanya mengandalkan umpan lambung atau serangan balik. Penyerangan barisan tengah Prancis makin terlihat lebih seimbang dengan dimainkannya Yann M'Vila dan Jeremy Menez sedari awal, kredit khusus dapat diberikan kepada Menez karena performanya yang begitu cewerlang, manager Prancis Laurent Blanc nampaknya tidak akan ragu lagi mengganti Florent Malouda dengan Menez di posisi kiri  sayap penyerangan Les Blues.

Jika memang laga nanti akan menjadi kemenangan yang mudah bagi Prancis, maka akan ada target sendiri bagi bomber utama Prancis saat ini, Karim Benzema yang selalu dimainkan sejak menit pertama di dua pertandingan terakhir belum mampu menyumbangkan 1 gol-pun bagi negaranya, tentu saja ini akan sedikit membuat cemas pendukung karena jika melihat performanya di Real Madrid maka seharusnya mencetak gol adalah hal yang mudah untuk pemain sekelas Benzema, dan seandainya hingga di pertandingan nanti Benzema masih dipercaya oleh Blanc masuk dalam The first best eleven-nya, maka Benzema harus membuktikan kepercayaan yang diberikan itu sepadan, namun jika Benzema masih belum mampu memecahkan telur gol-nya maka sebaiknya Blanc harus memilih alternatif kedua (Olivier Giroud) demi kebaikan tim.

Sampai saat ini pemain yang memiliki peran sentral di pola penyerangan Prancis adalah Samir Narsi, pergerakannya yang begitu elastis membuat pertahanan lawan selalu mudah dibongkar olehnya, keunggulan ini sebenarnya juga dapat menjadi bumerang bagi Prancis, melihat belum tajamnya Benzema sebagai ujung tombak maka lawan akan berusaha keras mematikan pergerakan Nasri, dan untuk mematikan pemain yang satu ini maka akan diperlukan usaha-usaha yang lebih menjurus ke arah kasar, tackling-tackling keras diyakini akan semakin banyak diterima oleh Nasri dan jika hal itu terjadi dan mengakibatkan pemain yang bersangkutan cedera maka ini akan menjadi pukulan telak bagi Prancis.

Ada baiknya Prancis sedikit melakukan perubahan di tubuh skuadnya kali ini demi menjaga kebugaran pemain-pemainnya, Hatem Ben Arfa yang lebih sering bermain dari bangku cadangan sebaiknya dapat dimaikan dulu dari awal mengganti peran Narsi, hal serupa juda dapat dilakukan di posisi pertahanan kiri Prancis dengan mengistirahatkan dulu Evra dan mempercayakan posisi ini kepada pemain bintang lainnya yaitu Gael Clichy. Nampaknya dari peta kekuatan tidak akan berubah banyak meskipun Blanc mengistirahatkan beberapa pemain kuncinya, Prancis tetap favorit menjadi pemenang sekaligus juara grup D. (ip)

Ukraina Ingin Selamatkan Wajah Tuan Rumah


Setelah Polandia harus tertunduk lemas menerima kenyataan bahwa negara mereka sebagai tuan rumah harus mundur dari Euro, maka rekan tuan rumah yang satu lagi masih memiliki harapan demi menyelamatkan harga diri. Ukraina adalah debutan dalam pagelaran Euro semenjak kompetisi ini dimulai, namun ternyata penampilan mereka bukan seperti penampilan seorang pemula yang pertama kali menginjakkan kaki di panggung terbesar yang disaksikan ribuan penonton. Pertandingan pertama Ukraina ketika melawan Swedia perlu dijadikan cermin kembali, ketika mereka tertinggal 1 gol oleh Zlatan Ibrahimovic dengan tenang Ukraina terus melancarkan serangan hingga akhirnya seorang Andriy Shevchenko berhasil menyarangkan 2 gol sekaligus memastikan kemenangan pertama di pertandingan pertama Ukraina.

Lawan kedua Ukraina ada Les Blues-Prancis, jika kita bandingakan kekuatan negara ini dengan Swedia jelas jauh berbeda, dengan komposisi pemain bintang di segala lini ditambah lagi barisan pemain cadangan yang memiliki predikat sama dengan peman inti, jelaslah jika Ukraina bukan lawan yang sepadan bagi keperkasaan Prancis. Di saat yang sama Prancis-pun juga mengejar kemenangan perdana setelah sebelumnya bermain imbang dengan Inggris, namun Ukraina nampaknya lebih diuntungkan dengan suntikan motivasi kemenangan di laga perdana. Hasilnya? Ukraina kalah 0-2 dari Prancis, namun jangan kita hanya melihat hasil akhir sebagai patokan namun kita juga harus melihat bagaimana statistik pertandingan saat itu yang mencerminkan bagaimana kuatnya Ukraina menahan gempuran Prancis hingga babak pertama berakhir. Ukraina harus terus menerima serangan Prancis yang melancarkan 10 “Shoot on taarget”, namun di sini kita dapat melihat bagaimana Ukraina mampu mengimbangi Prancis yaitu dari sisi pengusaan bola, sebanyak 48% penguasaan bola berhasil dimiliki Ukraina yang berarti Prancis tidak begitu dominan dalam pertandingan itu, ini berarti ada harapan bagi pendukung Ukraina akan kejutan yang mungkin dapat terjadi.

Hanya kemenangan yang dapat memastikan langkah Ukraina ke babak selanjutnya, dan nampaknya kemenangan akan dapat diraih jika negara ini mau sedikit melihat apa yang dilakukan oleh Swedia ketika menghadapi Inggris, dengan memanfaatkan Set piece seperti halnya Swedia maka pasukan Blokhin diyakini akan dapat membuat perbedaan. Mampukkah sebenarnya Ukraina akan lolos ke babak selanjutnya untuk berhadapan dengan Itali?, jika kita permainan Inggris dalam 2 pertandingan terakhir maka akan terbaca jelas bahwa mereka masih ngotot dengan gaya Kick and Rush-nya serta pola serangan sayap yang berlari cepat kemudian memberikan crossing ke penyerang tengah, jika Ukraina mampu memotong pola ini sedini mungkin, maka Inggris hanya akan memiliki 1 alternatif yaitu umpan lambung dari pemain belakang ke arah penyerang dan hal itu sebenarnya  dapat diantisipasi  meskipun Ukraina tidak memiliki bek yang memiliki kemampuan sprint tinggi, yaitu jebakan offside yang disiplin.

Jika kemenangan dapat diraih Ukraina maka negara ini secara otomatis akan menggugurkan harapan Inggris untuk kembali dapat bermain di fase knock-out, dan kemenangan nanti akan menjadi rekor tersendiri bagi negara ini sebagai debutan yang langsung merasakan sengitnya perjuangan di babak selanjutnya. Masih ingat di perhelatan Euro sebelumnya dimana Austria dan Swiss sebagai tuan rumah Euro 2008 tidak mampu lolos, maka Ukraina akan berusaha untuk memecahkan trend buruk itu. (ip)